Aku sedang jatuh cinta, dan hal ini benar-benar memunculkan
sisi-sisi baik diriku! Tanya saja semua orang yang mengenalku! Karena sekarang
aku punya pacar, aku jauh lebih stabil. Rasa cinta sangatlah memotivasi.“Apakah kau akan masuk daftar murid teladan kuartal ini?”
tanyaku kepada Kyle Wilson suatu haru di kantin, hanya untuk memulai obrolan.
“Tentu, kalau kamu gimana?” jawabnya dan sekaligus balik bertanya.
“Mudah-mudahan”, kataku, padahal mungkin peluangku menang
lotere lebih baik daripada jadi murid teladan---dan aku terlalu kecil untuk
main lotere. Akan tetapi, mendengar pengharapan dalam suaranya bahwa aku akan
masuk daftar bersamanya, aku bertekad bahwa “Ya” aku akan masuk deretan murid
teladan---meskipun aku baru masuk satu kali dalam dua tahun ini.
Lalu, dalam tarikan napas berikutnya, Kyle bertanya bolehkah
dia “mampir ke rumahku” lalu menemaninya ke perpustakaan sore itu. sejak
“kencan pertama” itu, aku membawa pulang semua bukuku, karena kau memutuskan
pada saat itu juga, aku akan belajar lebih giat daripada sebelumnya! Maksudku,
karena Kyle sangat memedulikan nilai, dan tujuannya adalah masuk deretan murid
teladan (dan pacar terakhirnya adalah Debbie Corso, gadis terpintar di kelas
kami), aku jadi memikirkan nilaiku sendiri. Saat aku mulai pacaran dengannya,
nilaiku hanya rata-rata. Aku melakukan yang sekadar perlu kulakukan agar bisa
lulus. Akan tetapi, karena tahu bahwa nilai bagus itu penting baginya, kini aku
belajar lebih giat untuk mempertahankan nilai.
Aku bahkan meminta bantuan sahabatku, Melinda dan Morgan.
Kami biasanya berkumpul seusai sekolah, main bersama. Kami mendengarkan musik,
mengobrol, tertawa, dan bermain---tetapi kami tidak mengerjakan PR. Hingga
sekarang! Sekarang, terkadang kami berkumpul dan benar-benar belajar, terutama
jika salah satu dari kami kesulitan dalam salah satu mata pelajaran yang
dikuasai yang lain. Ini membaut nilai kami membaik---dan juga persahabatan
kami.
“Kantong penyedot debu disimpan di mana, Bu?” tanyaku pada
suatu hari Sabtu bulan lalu.
“Kenapa kau menanyakannya?” ibuku bertanya, tampaknya
benar-benar bingung. Wah, dia hampir terjungkal saat kubilan aku ingin
membersihkan karpet.
“Kyle mau menjemputku, dan aku sudah pernah ke
rumahnya---rumahnya benar-benar bersih, jadi kupikir aku akan membersihkan
karpet, terutama di ruang TV tempat kami makan berondong jagung kemarin malam”.
Setelah selesai kagetnya, ibuku tampak seolah baru menang lotere. Membuat dia
sebahagia itu benar-benar menyenangkan rasanya. Sekarang aku terbiasa ikut
membantu menjaga kerapian dan kebersihan rumah.
Dengan adanya Kyle dalam hidupku, aku benar-benar menjadi
teratur. Dan ternyata ini menimbulkan “efek samping” yang bagus. Misalnya,
karena sekarang aku merampungkan PR setiap hari---daripada menunda dan
membiarkannya sampai akhir pecan---aku bisa melewatkan waktu bersama Kyle pada
akhir pekan. Karena PR-ku diselesaikan pada waktunya, orangtuaku tak harus
selalu mengingatkanku mengerjakannya, jadi kamu lebih banyak mengobrol dan
lebih sedikit bertengkar. Benar-benar asyik, bahwa begitu aku mulai bersikap
lebih bertanggung jawab, orangtuaku mulai lebih menghargaiku. Semua hal yang
dulu biasanya harus mereka omeli, sekarang kudapati aku melakukannya karena
Kyle. Dia memang memunculkan sisi-sisi terbaik diriku. Tak hanya ini membuat
semua hubunganku dengan orang lain membaik, tetapi aku yakin aku akan masuk
deretan murid teladan kuartal depan. Pada saat itum aku mungkin akan mengenakan
cincin kelas Kyle sebagai bandul kalungku! Seperti yang kubilang, cinta itu sangat memotivasi!
No comments:
Post a Comment