Saturday, February 14, 2015

Efek samping Cinta

Aku sedang jatuh cinta, dan hal ini benar-benar memunculkan sisi-sisi baik diriku! Tanya saja semua orang yang mengenalku! Karena sekarang aku punya pacar, aku jauh lebih stabil. Rasa cinta sangatlah memotivasi.“Apakah kau akan masuk daftar murid teladan kuartal ini?” tanyaku kepada Kyle Wilson suatu haru di kantin, hanya untuk memulai obrolan.
“Tentu, kalau kamu gimana?” jawabnya dan sekaligus balik bertanya.
“Mudah-mudahan”, kataku, padahal mungkin peluangku menang lotere lebih baik daripada jadi murid teladan---dan aku terlalu kecil untuk main lotere. Akan tetapi, mendengar pengharapan dalam suaranya bahwa aku akan masuk daftar bersamanya, aku bertekad bahwa “Ya” aku akan masuk deretan murid teladan---meskipun aku baru masuk satu kali dalam dua tahun ini.
Lalu, dalam tarikan napas berikutnya, Kyle bertanya bolehkah dia “mampir ke rumahku” lalu menemaninya ke perpustakaan sore itu. sejak “kencan pertama” itu, aku membawa pulang semua bukuku, karena kau memutuskan pada saat itu juga, aku akan belajar lebih giat daripada sebelumnya! Maksudku, karena Kyle sangat memedulikan nilai, dan tujuannya adalah masuk deretan murid teladan (dan pacar terakhirnya adalah Debbie Corso, gadis terpintar di kelas kami), aku jadi memikirkan nilaiku sendiri. Saat aku mulai pacaran dengannya, nilaiku hanya rata-rata. Aku melakukan yang sekadar perlu kulakukan agar bisa lulus. Akan tetapi, karena tahu bahwa nilai bagus itu penting baginya, kini aku belajar lebih giat untuk mempertahankan nilai.
Aku bahkan meminta bantuan sahabatku, Melinda dan Morgan. Kami biasanya berkumpul seusai sekolah, main bersama. Kami mendengarkan musik, mengobrol, tertawa, dan bermain---tetapi kami tidak mengerjakan PR. Hingga sekarang! Sekarang, terkadang kami berkumpul dan benar-benar belajar, terutama jika salah satu dari kami kesulitan dalam salah satu mata pelajaran yang dikuasai yang lain. Ini membaut nilai kami membaik---dan juga persahabatan kami. 
“Kantong penyedot debu disimpan di mana, Bu?” tanyaku pada suatu hari Sabtu bulan lalu.
“Kenapa kau menanyakannya?” ibuku bertanya, tampaknya benar-benar bingung. Wah, dia hampir terjungkal saat kubilan aku ingin membersihkan karpet.
“Kyle mau menjemputku, dan aku sudah pernah ke rumahnya---rumahnya benar-benar bersih, jadi kupikir aku akan membersihkan karpet, terutama di ruang TV tempat kami makan berondong jagung kemarin malam”. Setelah selesai kagetnya, ibuku tampak seolah baru menang lotere. Membuat dia sebahagia itu benar-benar menyenangkan rasanya. Sekarang aku terbiasa ikut membantu menjaga kerapian dan kebersihan rumah.
Dengan adanya Kyle dalam hidupku, aku benar-benar menjadi teratur. Dan ternyata ini menimbulkan “efek samping” yang bagus. Misalnya, karena sekarang aku merampungkan PR setiap hari---daripada menunda dan membiarkannya sampai akhir pecan---aku bisa melewatkan waktu bersama Kyle pada akhir pekan. Karena PR-ku diselesaikan pada waktunya, orangtuaku tak harus selalu mengingatkanku mengerjakannya, jadi kamu lebih banyak mengobrol dan lebih sedikit bertengkar. Benar-benar asyik, bahwa begitu aku mulai bersikap lebih bertanggung jawab, orangtuaku mulai lebih menghargaiku. Semua hal yang dulu biasanya harus mereka omeli, sekarang kudapati aku melakukannya karena Kyle. Dia memang memunculkan sisi-sisi terbaik diriku. Tak hanya ini membuat semua hubunganku dengan orang lain membaik, tetapi aku yakin aku akan masuk deretan murid teladan kuartal depan. Pada saat itum aku mungkin akan mengenakan cincin kelas Kyle sebagai bandul kalungku! Seperti yang kubilang, cinta itu sangat memotivasi!




















No comments:

Post a Comment