Satu legenda Jakarta. Menceritakan
tentang Chaisah seorang anak gadis rupawan dari seorang petani yang
memiliki tanah luas. Murdan pemuda dari Cakung, orangnya ramah pada
siapapun dan lahir dari sebuah keluarga hartawan di Cakung. Meski
demikian Murdan tidak sombong dan memamerkan kekayaan orang tuanya, dia
juga taat menjalankan ibadah dan pandai bermain silat. Selain Murdan ada
seorang pemuda lain bernama Amsar yang juga anak hartawan di Cakung.
Namun keduanya sangat berlawanan tingkah laku perangainya.
Suatu ketika orang tua Murdan datang ke
orang tua Chaisah dan hendak menikahkan Murdan dengan Chaisah. Lamaran itu
diterima ayah si Chaisah di sawah. Pada saat yang sama orang tua Amsar
juga melamar Chaisah dan diterima ibu Chaisah di rumahnya. Akhirnya karena
ditekan oleh bapaknya Amsar serta istrinya sendiri, bapaknya Cjaisah
terpaksa menyampaikan pembatalan lamaran sekaligus memulangkan uang
panjar tanda jadi. Orang tua Murdan sangat terpukul dan merasa malu
diperlakukan dengan tidak pantas oleh bapak Kaisah.
Bapaknya Murdan menjadi sakit hati dan
bertekad hendak merusak pernikahan Amsar dengan Kaisah dengan bantuan
dukun sakti untuk mengguna-gunai Chaisah. Pada saat pernikahan
berlangsung mantera dari dukun dibaca oleh bapaknya Murdan dan semuanya
telah terjadi begitu cepat di luar dugaan. Chaisah menjadi gila, bapaknya
Murdan ditahan untuk diadili karena membunuh bapaknya Amsar.
No comments:
Post a Comment