Saturday, February 14, 2015

Efek samping Cinta

Aku sedang jatuh cinta, dan hal ini benar-benar memunculkan sisi-sisi baik diriku! Tanya saja semua orang yang mengenalku! Karena sekarang aku punya pacar, aku jauh lebih stabil. Rasa cinta sangatlah memotivasi.“Apakah kau akan masuk daftar murid teladan kuartal ini?” tanyaku kepada Kyle Wilson suatu haru di kantin, hanya untuk memulai obrolan.
“Tentu, kalau kamu gimana?” jawabnya dan sekaligus balik bertanya.
“Mudah-mudahan”, kataku, padahal mungkin peluangku menang lotere lebih baik daripada jadi murid teladan---dan aku terlalu kecil untuk main lotere. Akan tetapi, mendengar pengharapan dalam suaranya bahwa aku akan masuk daftar bersamanya, aku bertekad bahwa “Ya” aku akan masuk deretan murid teladan---meskipun aku baru masuk satu kali dalam dua tahun ini.
Lalu, dalam tarikan napas berikutnya, Kyle bertanya bolehkah dia “mampir ke rumahku” lalu menemaninya ke perpustakaan sore itu. sejak “kencan pertama” itu, aku membawa pulang semua bukuku, karena kau memutuskan pada saat itu juga, aku akan belajar lebih giat daripada sebelumnya! Maksudku, karena Kyle sangat memedulikan nilai, dan tujuannya adalah masuk deretan murid teladan (dan pacar terakhirnya adalah Debbie Corso, gadis terpintar di kelas kami), aku jadi memikirkan nilaiku sendiri. Saat aku mulai pacaran dengannya, nilaiku hanya rata-rata. Aku melakukan yang sekadar perlu kulakukan agar bisa lulus. Akan tetapi, karena tahu bahwa nilai bagus itu penting baginya, kini aku belajar lebih giat untuk mempertahankan nilai.
Aku bahkan meminta bantuan sahabatku, Melinda dan Morgan. Kami biasanya berkumpul seusai sekolah, main bersama. Kami mendengarkan musik, mengobrol, tertawa, dan bermain---tetapi kami tidak mengerjakan PR. Hingga sekarang! Sekarang, terkadang kami berkumpul dan benar-benar belajar, terutama jika salah satu dari kami kesulitan dalam salah satu mata pelajaran yang dikuasai yang lain. Ini membaut nilai kami membaik---dan juga persahabatan kami. 
“Kantong penyedot debu disimpan di mana, Bu?” tanyaku pada suatu hari Sabtu bulan lalu.
“Kenapa kau menanyakannya?” ibuku bertanya, tampaknya benar-benar bingung. Wah, dia hampir terjungkal saat kubilan aku ingin membersihkan karpet.
“Kyle mau menjemputku, dan aku sudah pernah ke rumahnya---rumahnya benar-benar bersih, jadi kupikir aku akan membersihkan karpet, terutama di ruang TV tempat kami makan berondong jagung kemarin malam”. Setelah selesai kagetnya, ibuku tampak seolah baru menang lotere. Membuat dia sebahagia itu benar-benar menyenangkan rasanya. Sekarang aku terbiasa ikut membantu menjaga kerapian dan kebersihan rumah.
Dengan adanya Kyle dalam hidupku, aku benar-benar menjadi teratur. Dan ternyata ini menimbulkan “efek samping” yang bagus. Misalnya, karena sekarang aku merampungkan PR setiap hari---daripada menunda dan membiarkannya sampai akhir pecan---aku bisa melewatkan waktu bersama Kyle pada akhir pekan. Karena PR-ku diselesaikan pada waktunya, orangtuaku tak harus selalu mengingatkanku mengerjakannya, jadi kamu lebih banyak mengobrol dan lebih sedikit bertengkar. Benar-benar asyik, bahwa begitu aku mulai bersikap lebih bertanggung jawab, orangtuaku mulai lebih menghargaiku. Semua hal yang dulu biasanya harus mereka omeli, sekarang kudapati aku melakukannya karena Kyle. Dia memang memunculkan sisi-sisi terbaik diriku. Tak hanya ini membuat semua hubunganku dengan orang lain membaik, tetapi aku yakin aku akan masuk deretan murid teladan kuartal depan. Pada saat itum aku mungkin akan mengenakan cincin kelas Kyle sebagai bandul kalungku! Seperti yang kubilang, cinta itu sangat memotivasi!




















Anatomi Cinta Pertama: Sembilan Ciuman

Aku sedang duduk dikantin sekolah, makan siang bersama dua orang temanku, Amanda dan Rachel, saat seorang pemuda yang sangat imut, yang belum pernah kulihat, lewat. “Amanda!” panggilnya, hanya untuk mendapat perhatiannya. Kami semua menoleh dan Amanda melambai, lalu, seolah pemuda itu orang biasa, Amanda mengalihkan kembali perhatiannya pada obrolan kami bertiga, “Wah!” bisikku supaya hanya Amanda dan Rachel yang mendengar. “Dia imut sekali. Siapa dia?”
“Paul Turkell”, kata Amanda, menambahkan, “anak kelas Sembilan”.
Sekolah kami berbentuk huruf H, seperti Herbert Hoover, presiden ke-34. Kelas enam sampai Sembilan bertempat di sekolah kami dan setiap kelas memiliki ruang di bagian H yang berbeda. Jadi, kamu jarang beremu anak dari kelas lain. Meskipun kantin terletak di tengah gedung dan semua anak makan di tempat yang sama, sebagian besar makan siang pada waktu yang berbeda-beda, jadi kami juga biasanya tidak bertemu anak-anak dari kelas lain. Mungkin karena itulah aku belum pernah melihat Paul Turkell. Dia anak kelas Sembilan, sedangkan aku baru kelas tujuh.
Saat itu sudah tanggal 15 April, dan selama sisa tahun ajaran, aku melihat Paul Turkell yang kelas Sembilan itu hanya enam kali lagi: Tanggal 24, 26 April, tanggal 7, 16, 26 Mei, dan tanggal 2 Juni (hari terakhir sekolah). Pada waktu-waktu itu, aku dan Paul saling melambaikan tangan. Sejauh itulah pertemanan kami sampai liburan musim panas. Lalu, kami kebetulan bertemu empat kali di Walgreen’s. setiap kali bertemu, kamu berdua sedang bersama ibu masing-masing. Saat bertemu, kami berdiri bersama dan membicarakan masalah sekolah dan teman-teman sampai ibu kami siap meninggalkan toko. Pada akhir musim panas, kami bertukar nomor telepon. Pada saat itulah kami mulai saling menelepon hanya untuk mengobrol, bercerita dan melewatkan waktu liburan musim panas. Aku belum pernah punya teman lelaki, dan sungguh menyenangkan rasanya ada lelaki menjadi teman sebaik ini.
Saat tahun ajaran berikutnya dimulai, Paul James Turkell kini duduk di kelas sophomore dan bersekolah di SMU, yang berada di bagian kota lain. Jadi, selama tiga bulan pertama sekolah, aku tak pernah bertemu dengannya. Akan tetapi, hampir setiap malam Paul meneleponku atau aku menelepon dia. Kami mengobrolkan hari kami dan hal-hal umum lainnya---seperti saat anjingnya harus menginap di rumah sakit hewan karena memakan kabel listrik saat menggali di pekarangan, atau kejadian heboh di rumahku saat kakakku yang berusia 19 tahun menindik hidungnya.
Tak lama kemudian, aku dan Paul tak hanya membicarakan apa yang terjadi di sekolah, tetapi apa yang terjadi dalam kehidupan keluarga. Lalu, kami mulai berbagi sebagian rahasia kami yang paling dijaga---misalnya betapa dia menyukai gadis tertentu di sekolah (meskipun gadis itu tidak menyukainya) dan betapa aku tak sabar ingin punya pacar.
Kami bahkan membicarakan berapa banyak anak yang ingin kami punya masing-masing saat kami sudah dewasa dan menikah. Lalu, tepat pada awal semester Sembilan minggu kedua, aku dan Paul mendapati bahwa minat kami banyak yang sama. Kami berdua suka menyanyi, dan kami berdua pernah les dansa dua tahun, jadi kami tahu langkah-langkah  untuk hampir setiap jenis dansa. Jadi, kami memutuskan mengikuti edisi teater masyarakat setempat untuk Frease, produksi yang beriklan membutuhkan remaja yang dapat bernyanyi dan berdansa untuk membintangi musim drama yang akan datang. Tentu saja, ini berarti aku dan Paul harus mempraktikan langkah-langkah dansa---bersama. Jadi, selama dua minggu kami beremu di teater setempat. Di sana staf produksi menyisihkan satu ruang latihan untuk orang-orang yang berniat mencoba ikut drama.
Semakin sering aku dan Paul berlatih, semakin aku mulai punya perasaan untuknya---sebagai pacar. Akan tetapi, aku tak yakin apakah aku harus mengatakan hal ini kepadanya. Dari sebagian obrolan kami, aku punya perasaan bahwa, selain Natali Parker (gadis sekelas yang dia sukai), dia juga menyukai sahabatku, Amanda---meskipun aku tidak tahu persis sesuka apa. Dan meskipun Amanda berperilaku seolah dia tak punya waktu untuk Paul, aku tahu dia menyukai karena dia selalu saja membicarakannya. Lalu, pada suatu sore, saat aku dan Paul sedang latihan, dia berkata: “Aku suka padamu”.
Aku sungguh terkejut. Sekaran aku benar-benar ingin dia jadi pacarku. Jadi, aku berkata aku juga menyukainya. “Aku tahu”, katanya. Hanya itu yang dia katakana. Tetapi perkataannya mengubah segalanya!
Jadi, teman cowokku yang pertama menjadi pacarku yang pertama. Rasanya seperti berada di puncak dunia. Aku bersekolah keesokan harinya dalam suasana hati terbaik dalam hidupku. Keadaan lebih membaik lagi saat, dua hari kemudian, Paul meneleponku dan mengajakku ke pesta dansa kelas sophomore. Dia berkata aku harus berdansa hanya dengannya, tak boleh dengan orang lain. Aku begitu yakin dia akan menjadi satu-satunya pemuda yang ingin kuajak berdansa. Selama sisa hdiupku. Selama sepanjang sejarah manusia. Selamanya. Dan selamanya.
Dan memang aku berdansa hanya dengannya. Dan rasanya luar biasa, “sesuatu” lagi yang belum pernah kualami. Lalu, pada dansa ketiga, Paul mendekapku dan menyanyikan seluruh lagi itu untukku. Luar biasa. Pada saat itu juga aku tahu pasti aku sangat mencintainya. Dan aku yakin dia merasakan hal yang sama, karena dia dan aku berdansa pada setiap lagu di acara itu, dan pada setiap lagu lambat, dia mendekapku semakin erat. Pada akhirnya, tak ada jarak antara kami sama seklai. Pada lagu terakhir, “End of the Road”. Aku memandang matanya dan mengatakan aku akan mencintainya selamanya. Pada perjalanan pulang, Paul merangkulku dan menggenggam tanganku. Selagi kami mengucapkan selamat malam dengan sedih, dia mencium pipiku dan memelukku.
Enam hari kemudian, Paul memintaku menemaninya sekolah, sambil upah di tempat dia bekerja paro-waktu. Sepanjang jalan ke sana dan kembali, kami bergandengan tangan. Pada perjalanan kembali, dia merangkulku sepanjang waktu. Dan saat mengantarku ke rumah, dia menggosokkan pipinya pada dahiku, lalu mencium dahiku Sembilan kali. Sembilan kali! Teman-temanku, Amanda dan Rachel, dua-duanya pernah dicium. Rachel dua kali oleh Ben Henry. Amanda juga sudah sering dicium---enam kali---sekali oleh Raymond Lux, sekali oleh Clay Lloyd, dan empat kali oleh Joey Edwards. Tetapi, aku sudah dicium Sembilan kali. Sembilan! Dan Sembilan-sembilannya oleh Paul james Turkell, cinta sejatiku!
Lalu, baru saja dua minggu, hari setelah ulang tahunku tepatnya. Paul berkata dia pikir kami sebaiknya “berteman saja’. Itulah. Hanya begitu. Bukan pacarku, hanya kembali menjadi “temanku”.
Aku menangis sampai tertidur malam itu. dan setiap malam selama dua minggu. Akan tetapi, kemudian rasanya tak begitu buruk, jadi kurasa aku sudah berhasil berhenti mencintainya. Lalu, dua minggu dan satu hari kemudian, aku sedang menghadiri pesta di tempat temannya. Paul ada di sana bersama seorang gadis dari sekolahku, Krissy. Mereka berdua mulai berciuman dan aku mulai menangis, karena aku tahu aku tak akan pernah melakukan itu lagi bersama Paul. Saat melihatku menangis, Paul menghampiri dan bertanya ada apa. Meskipun aku tidak mengungkapkan perasaanku, senang rasanya dia peduli. Pada saat itu, aku tidak tahu mana yang lebih kurindukan, persahabatan sebelum kami mulai pacaran, atau pacaran dengannya. Aku akhirnya tau apa rasanya punya pacar. “Kita dansa yuk”. Katanya, lalu kami berdansa selama dua lagu lambat---dengan cara yang sama seperti di pesta dansa kelas sophomore. Aku jatuh cinta sekali lagi dan kuberitahukan. “ Kau teman yang baik” katanya menjawab.Selagi di pesta, dia bertemu seorang gadis bernama Liz, dan mereka berdua jatuh cinta. dan sebelum pesta itu usai, gadis itu sudah mengenakan gelang Paul. Itu berarti mereka benar-benar jatuh cinta. jadi, sekarang aku harus memulai lagi seluru proses merasa sakti hati, supaya bisa kembali berteman saja.
Setelah pesta itu, aku dan Paul tidak bertegus sapa selama hampir dua minggu. Akan tetapi, dia lalu menelepon dan berkata, “ Kita berteman lagi yuk, supaya kita bisa mengobrol lagi”. Aku memikirkan betapa enak rasanya mengobrol dengannya. Kuputuskan, berteman dengan Paul itu lebih baik daripada tak bisa mengobrol dengan seseorang tentang segala hal yang bisa kami obrolkan. Jadi, sekarang aku dan Paul kembali saling menelepon setiap malam.
Aku tahu dia tak akan pernah menjadi pacarku lagi, karena dia bilang sebaiknya pacaran dengan gadis yang setidaknya seusia dengannya. Jadi, begitulah. Akan tetapi. Kuputuskan itu tak apa-apa. Ini mirip dengan tidak terpilih memerankan Grease---mengecewakan, akan tetapi latihan dan antisipasinya sangat menyenangkan. Lagi pula, Paul memang teman yang baik, teman yang bisa kuajak bicara tentang hampir segala hal. Dan aku benar-benar mencintainya sebagai teman. Akan tetapi, aku akan selalu ingat bahwa dia adalah pacar pertamaku, dan segala hal yang kurasakan berkat dia. Terutama kesembilan ciuman itu. sebagai pacar pertama, kurasa itu rekor yang  baik!


Cinta hewan



Seorang lelaki betampang menyeramkan bersandar di dinding, lengannya yang bsar dan bertato tersila di depan dadanya yang bidang, menunggu. Hanya menyunggu. Sementara itu, sebentuk bola gemuk berbulu, yang ekornya berkibas begitu keras sehinggua seluruh tubuhnya bergoyang, denga polos berlari menyusuri koridor di luar kamar. Melihat ke sana kemari, si anak anjing tampaknya tahu ingin pergi ke mana, dan meneruskan jlannya melompat-lompat. Dengan raut muka hampa, lelaki yang keras dan kasar itu berdiri tak bergerak, menunggu. Menunggu.

Tiba-tiba, terdengar denting kunci membuka pintu di seberang kamar tempatnya menunggu. Wahag batu si orang keras itu terpecah menjadi senyuman lebar dan memanggil, “Zolie?” hanya itu yang dibutuhkan si anak anjing untuk menegaskan bahwa dia berada di tempat yang benar “zolie” langsung melenggang ke sobat barunya. Sambil membungkuk si lelaku, Jesse, mengangkat anak anjing kecil yang lembut dan bersenandung “Zolie! Zolie! Apa kabar Zolieku?” sambil membelai, mengelus, memluk si anjing, Jesse mendekapnya lebih erat, membenamkan kepalanya pada perut si anjing yang kecil dan bundar, meniupnya, seperti yang dilakukan orang tua pada perut bayinya. Itulah cinta. cinta sejati.

Saat Zolie menjilati wajah si lelaki tanda terima kasih, Jesse tergerak dengan rasa kagum. Mungkin ini pertama kalinya dalam hidupnya dia luluh karena cinta. Soalnya, Jesse inbi seorang tahanan, “napi berhati batu” di lembaga permasyarakatan negara. Zolie, anjing yang masih kecil, diberikan untuk dirawat Jesse—untuk alasan tertentu.

Jesse dan Zolie adalah bagian dari program percobaan yang memberikan seekor anak anjing kepada napi untuk dirawat dan dilatih, pekerjaan yang berlangsung 12 hingga 14 bulan---tergantung pada berjalannya pelatihan dan hasil program itu. program ini menguji daya ubah cinta: Dapatkah lelaki yang keras dan tanpa cinta itu memberikan cinta--- dan mengajarkannya kepada seekor anak anjing?

Program percobaan ini dirancang supaya, setelah pelatihan itu, anak-anak anjing ini diberikan kepada orang-orang yang mencari anjing “dewasa” untuk teman, misalnya orang tua yang tak mampu merawat anak anjing yang muda, energetic, dan tak terlatih, tatapi ingin punya anjing. Sebagian anak anjing ini kemudian dilatih lagi, lalu diberikan kepada orang cacat. Anjing ini membantu mereka dalam kebutuhan khusus, misalnya memberitahu kalau ada bel pintu, bel, atau bunyi khusus, atau mengisyaratkan saat waktunya minum obat.

Yang terpenting adalah si napi harus memberi anak anjing ini cukup cinta dan perhatian agar hewan itu tumbuh menjadi anjing yang ramah dan penyayang. Ini disebut “sosialisasi.” Napi juga “melatih” dan merawat si anak anjing, tetapi peran terbesarnya hanyalah memberi anak anjing itu cinta, perhatian, dan kasih sayang.

Itulah peran yang dihayati Jesse. Pada hari pertama aku mengamatinya, Jesse bermain dengan Zolie setiap menit selama mereka bersama. Jesse melemparkan bola kepada Zolie dan memperhatikan saat Zolie melompat ke arah bola itu, menyambar sehingga bola itu terlempar jauh dan Zolie harus berpacu mengejarnya. Sambil tertawa Jesse berserk, “Ambil, Zolie! Kamu bisa! Nah, begitu!” Lalu, Zolie meronta saat Jesse memandikannya. Setelah itu bulu Zolie kering. Jesse menyisir bulunya dengan lembut. Untuk ini Zolie berdiri diam, mengeikut gerakan sisir---matanya dipenuhi rasa terima kasih bahwa mandi yag memalukan itu sudah selesai.

Ini berlangsung bulan demi bulan, sampai Zolie tumbuh menjadi hewan yang lembut dan penyayang. Akan tetapi, dia bukanlah satu-satunya yang telah “tersosialisasi”. Dalam proses memberi cinta dan merawat, Jesse juga berubah. Dia tak lagi tampak begitu seram, keras, dan kaku; tampaknya ada sesuatu yang lebih lembut dan cerah pada dirinya.
Mungkin perubahan terbesar terlihat pada sore sebelum hari Zolie harus meninggalkan program---dan meninggalkan Jesse. Anak anjing ini sudah siap untuk fase pelatihan berikutnya. Pada malam terakhir ini, sia anak anjing dibolehkan menginap bersama si napi. Meskipun dia tahu hari ini akan tiba---dan malah, itulah tujuannya---mata Jesse merah oleh air mata, selagi dia berbaring terjaga sepanjang malam bersama anak anjing yang meringkuk di tempat tidurnya, membelai dan berbicara dengannya.

Terlalu cepat, esok hari pun tiba, dan sudah waktunya Zolie pergi.t angan besar Jessie melingkari leher Zolie yang tak kecil lagi; dia membenamkan wajahnya dalam bulunya dan mulai memberi anjing itu “kuliah”. Sambil memeluk kepala anjing yang sekarang besar dengan kedua tangannya, Jesse memandang anjing yang pemberani itu dan sambil menahan sedu-sedan, berkata, “Aku tahu kamu akan jadi anjing baik---karena kamu anjing yang hebat. Kamu sekarang harus baik, dan ingat aku. Akus angat sayang kamu---jangan lupa itu”. Seolah memahami perkatan Jesse--- dan kesedihannya---ZOlie menjilat wajah Jesse. Lalu anjing yang hampir dewasa yang terlatih baik dan “tersosialisasi” ini dibawa pergi, siap memulai peran barunya---mencintai orang baru. Akan tetapi, saat perpisahan itu sungguh meremukkan hati. Ketika melihat anjing itu berjalan pergi, Jesse menutup mukanya dengan tangan dan menangis.

Aku tahu soal Zolie, Jesse, dan program percobaan yang mereka ikuti ketika menonton program televise yang meliput kisah mereka. Setelah menonton seluruh acara, aku tak hanya jatuh cinta pada Zolie, tetapi juga bersimpati pada Jesse.

Begitu Zolie dibawa pergi, kamera hanya diam, menunggu Jesse berucap. Selama beberapa detik---meskipun rasanya seperti berabad---Jesse, dengan kepala terbena, dalam tangannya tak mampu berkata apa-apa. Lalu, sambil melepaskan tangan, dia mengakui, “Inilah pertama kalinya saya pernah mencintai sesuatu sebesar ini. Inilah pertama kalinya saya pernah merasa dicintai sebesar ini. Saya berharap diberi anak anjing lian. Dan cepat. Segera.”

Itulah salah satu acara yang paling menyentuh yang pernah kutonton---dan salah satu perubahan yang paling luar biasa. Cinta benar-benar dapat berperan besar dalam hodup seseorang. Untungnya, karena program tersebut sukses, ratusan anak anjing menemukan cinta, dan ratusan napi dicintai---sebagian untuk pertama kalinya. Kekuatan cinta: sungguh luar biasa!



Friday, January 16, 2015

Tiket bulan madu terjual Rp. 135 juta

Seorang pria yang 'diputus' enam minggu sebelum pernikahannya oleh tunangannya telah berhasil mengumpulkan ribuan poundsterling untuk organisasi kemanusiaan dengan melelang tiket mantan tunangannya.

John Whitbread, 32 tahun, mengeluarkan uang sekitar £2.000 atau Rp38 juta untuk perjalanan dua minggu ke Republik Dominika bagi dua orang untuk rencana berlibur dengan tunangannya.

Dia berhasil melelang tiket mantan kekasihnya di eBay dan terjual seharga £8.000 yang dibeli oleh seorang wanita. Whitbread, dari Donisthorpe, Leicestershire, Inggris tengah, mengatakan dirinya "benar-benar terkejut".

John Whitbread tidak habis pikir mengapa seorang wanita bersedia mengeluarkan uang begitu besar untuk berlibur dengannya.

John yang memperkirakan tiketnya akan terjual seharga £500 tersebut mengatakan akan menggunakan £1.000 untuk biaya berlibur bersama dan £50 untuk mengubah nama mantannya dengan pembeli di eBay pada dokumen perjalanan.

Lebih lanjut Whitbread mengatakan mengatakan ia akan menyumbangkan sisa dana 'lelang tiket' itu ke organisasi kemanusiaan kanker testis, Balls to Cancer.

John Whitbread tidak akan bertemu dengan pemenangnya sampai orang tersebut tiba di bandara tanggal 16 Februari.

Pelelangan hanya terbuka untuk wanita karena John mengatakan dirinya 'tidak terlalu tertarik untuk berlibur dengan laki-laki'.
(sumber: BBC Indonesia)

Monday, January 12, 2015

Kisah anak yang ijual ke Cina

Sambil berjongkok di depan pintu rumah bambunya, nenek Khin Khin Oo, Ma Shan, menceritakan kisah bagaimana bocah berusia empat tahun itu dijual. Menurutnya, dia sangat miskin karena putranya ialah seorang pecandu heroin. Adapun penghasilan dari bertani jagung tidak seberapa.



Adapun putri Ma Shan juga tidak lebih baik. Dia kabur dengan lelaki lain dan meninggalkan kedua anaknya bersama sang nenek. Namun, suatu hari menantu Ma Shan, Soe Khine muncul guna mengunjungi kedua anaknya.
“Namun setelah empat hari berlalu dan mereka belum pulang, saya tahu ada sesuatu yang janggal."

Ma Shan berasumsi sesuatu hal yang buruk telah terjadi dan pergi dengan tetua desa untuk berbicara dengan beberapa teman Soe Khine. Mereka diberi tahu bahwa Soe Khin mengalami kesulitan finansial.

Satu tahun sudah berlalu sejak Khin Khin Oo dijual oleh ayahnya seharga 8.000 yuan atau Rp16,3 juta.

"Dia kehilangan semua uangnya bermain kartu," katanya sambil menggelengkan kepala.
Pada saat itu, mereka melibatkan polisi setempat. Polisi menemukan Soe Khine dan ia mengaku bahwa dengan bantuan seorang perempuan, ia menjual putrinya kepada seorang pedagang Cina.
Polisi mengikuti jejak tersebut ke kota perbatasan Cina, Ruili, di mana mereka diberi tahu Khin Khin Oo telah dijual lagi, sekarang dengan harga 12.000 yuan kepada sepasang suami-istri yang ingin mengadopsi anak.
Setelah seminggu bekerja sama dengan polisi Cina, Khin Khin Oo diselamatkan dan dikembalikan ke neneknya.
"Selama kepergiannya, saya bahkan tidak mau makan. Saya sangat khawatir," katanya.
Khin Khin Oo termasuk beruntung karena menerima perlakuan yang baik. Pasangan asal Cina itu pun tampaknya tidak menyadari bahwa Khin Khin Oo merupakan korban perdagangan anak.
Khin Khin Oo dikembalikan ke rumah neneknya di Hankan. Namun Ma Shan – yang mengkhawatiran keselamatan cucunya - kemudian mengirimkannya ke Cina lagi untuk tinggal bersama tantenya.

Perdagangan anak seperti yang dialami Khin Khin Oo nampaknya kasus yang jarang terjadi di Myanmar.
Namun daerah perbatasan negara tersebut dengan Cina dikenal untuk eksploitasi perempuan muda.
Kebijakan memiliki satu anak di Cina dan kecenderungan warganya untuk memilih memiliki anak lelaki berakibat kurangnya kaum perempuan dan istri di negara tersebut.
Prediksi menurut demografi menunjukkan bahwa pada 2020 mendatang akan terdapat sekitar 24 juta lelaki kekurangan perempuan untuk dinikahi.
Perdagangan yang terjadi di sekitaran perbatasan Myanmar sangat rumit, dan bahkan melibatkan keluarga si anak dalam transaksi tersebut.

Di meja di sebuah kamp pengungsi di Namkhan, tokoh masyarakat Myint Kyaw adalah membolak-balik foto-foto wanita yang hilang.

Kami menemui Myint Kyaw sedang merenungi foto-foto para wanita yang hilang. Myint Kyaw adalah seorang tokoh masyarakat setempat di kota Namkhan, dimana terdapat sebuah kamp pengungsi.

"Ini adalah empat gadis berusia antara 15 dan 18 tahu dari Kota Kutkai. Mereka pergi ke Cina untuk bekerja namun belum ada yang mendengar kabar dari mereka selama delapan bulan terkahir," katanya."Wanita ini berusia 26 tahun dan hilang juga. Kami sedang berusaha melacaknya melalui komunitas kami yang tinggal di Cina." Ia memperkirakan sekitar 10% dari perempuan setempat telah dijual atau diperdagangkan dalam berbagai cara. 

Lamo Bokdin adalah salah satu dari jumlah tersebut. Ketika ia menerima pekerjaan di sebuah restoran di kota perbatasan Ruili, ia berpikir dirinya adalah seorang karyawan biasa.
"Namun bos saya bilang saya tidak perlu bekerja di restoran lagi melainkan harus menikahi adiknya," katanya. Kesepakatan tersebut ternyata berharga 40.000 yuan atau Rp81,7 juta.
"Bila menolak, bos saya mengatakan akan menjual saya kepada orang lain.”

Lamo terpaksa pindah ke rumah suaminya di Beijing. Ia ditahan oleh suaminya dalam rumah tersebut selama tiga bulan. "Saya tidak diperbolehkan membuat panggilan telepon dan harus tinggal di dalam rumah. Suami saya mengatakan saya hanya boleh mengunjungi orang tua saya ketika kita memiliki bayi."

Setelah tiga bulan dikurung, Lamo menemukan cara untuk melarikan diri.
"Saya tinggal di bagian atas sebuah gedung, di lantai dua. Rumah tersebut memiliki jendela-jendala kecil yang ditutupi jaring – jadi saya memotong net itu dan melompat turun ke jalan,” jelasnya.

"Untungnya, orang-orang yang melihat saya lompat tidak perduli. Kemudian saya pergi ke stasiun kereta api di mana polisi membantu saya mendapatkan tiket untuk keluar dari Beijing."
Lamo sekarang bertempat tinggal di sebuah tenda, dimana ia tinggal bersama saudarinya. Ia menghasilkan uang dengan menenun rok tradisional.
Lamo adalah salah satu korban yang selamat dari perdagangan manusia yang sedang berkembang itu. (sumber: BBC Indonesia)

 

Thursday, January 1, 2015

Komando Pasukan Katak

Komando Pasukan Katak atau lebih dikenal dengan sebutan Kopaska didirikan 31 Maret 1962 oleh Presiden Sukarno untuk mendukung kampanye militer di Irian Jaya.
Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya. Tugas utama mereka adalah menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan kekuatan amfibi.


Komando Pasukan Katak disingkat Kopaska adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.

Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism . Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.

Komando Pasukan Katak TNI-AL

  1. Satuan Komando Pasukan Katak Armada Barat (Satkopaska Armabar)
    1. Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror)
    2. Detasemen 2 Operasi Khusus
    3. Detasemen 3 Combat SAR
    4. Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearence
    5. Detasemen 5 Underwater Demolition
    6. Detasemen 6 Special Boat Units
  2. Satuan Komando Pasukan Katak Armada Timur (Satkopaska Armatim)
    1. Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror)
    2. Detasemen 2 Operasi Khusus
    3. Detasemen 3 Combat SAR
    4. Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearence
    5. Detasemen 5 Underwater Demolition
    6. Detasemen 6 Special Boat Units

Tugas Pasukan Katak

  1. Tugas dalam Operasi Amphibi
    • Beach Recconaisance
    • Post Reconnaisance
    • Beach Clearing
    • SUROB (Surf Observation)
  2. Operasi Khusus
    • Sabotase / Anti Sabotase (Teror)
    • Clandestein
    • Combat SAR
    • Mine Clearance Ops
    • Send and Pick up agent
  3. Operasi Tambahan
    • PAM VIP VVIP & Vital Obj
    • Underwater Survey
    • SAR
    • Underwater Salvage
    • Factual Information Gathering

Perekrutan

  • Anggota TNI AL (kecuali Korps Marinir)
  • Berdinas minimum 2 thn di KRI/Kapal Perang RI/lanal/lantamal/mabesal/kolinlamil/armada RI.
  • Lulus Kesamaptaan/kemampuan jasmani
  • Lulus Tes Ketahanan Air
  • Lulus Psikotest khusus
  • Lulus Kesehatan khusus bawah air
  • Secara sadar mengikuti tes dan pendidikan tanpa paksaan siapapun

Lama pendidikan

10 BULAN

Tempat pendidikan

Di Sekolah Pasukan Katak TNI AL (SEPASKAL) / Komando Pendidikan Operasi Laut - KODIKOPSLA / Komando Pengembangan Pendidikan TNI AL - KOBANGDIKAL) Ujung Surabaya. Sebelumnya adalah di Sekolah Penyelaman TNI AL (SESELAM) PUSDIKOPSLA KODIKAL Surabaya)

Materi Pendidikan

  • Akademis umum Angkatan Laut (Operasi laut, navigasi, mesin, elektronika, bangunan kapal,komunikasi dan lain lain)
  • Kepaskaan (Doktrin Manusia Katak,Penyelaman dasar,penyelaman tempur,renang tempur,kartografi,menembak berbagai jenis senjata, mengemudi dan menangani kapal/perahu cepat dan lain lain)
  • Pendidikan Komando (Dasar komando, perang hutan, jungle survival/sea survival SERE, dan lain lain, pada Angkatan I s.d 5 pendidikan Komando dilaksanakan bersama RPKAD/Kopassus di Pusdik RPKAD/Kopassus-Batujajar, Jawa Barat, selanjutnya pendidikan Komando "diperintahkan" mengikuti di Pusdikmar (Pusat Pendidikan Marinir, Surabaya)
  • Terjun Static dan AFF (pada Angkatan I s.d 5 Para Dasar dilaksanakan bersama RPKAD/Kopassus di Pusdik RPKAD/Kopassus-Batujajar, Jawa Barat, selanjutnya pendidikan terjun "diperintahkan" mengikuti di Pusdikmar (Pusat Pendidikan Marinir) Surabaya, Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun (statik & free fall) untuk mendarat di sasaran sasaran lepas pantai dan laut dilaksanakan pengembangan di satuan Kopaska Armada).
  • Intelijen Tempur (pendidikan lanjutan di Satuan dilaksanakan di BAIS dan Intelmar/Intelijen Maritim di Surabaya)
  • Sabotase dan kontra sabotase
  • Demolisi bawah air
  • SAR Tempur

Jumlah personel

Nil - untuk jumlah tidak pernah di ekspos karena pasukan ini mempunyai tingkat kerahasian yang tinggi dalam materi personel.

Sesepuh Kopaska

Operasi-operasi yang pernah dilaksanakan

 (sumber: wikipedia.org)


Tuesday, December 30, 2014

Disunat oleh Nabi

Nurlela sedang menyetrika baju di teras belakang rumahnya. Di hadapannya terpasang ayunan dari kain untuk buaian bayinya. Bayi yang baru berusia beberapa bulan usianya itu terlihat tidur dengan lelap. 

Ketika sedang asyiknya menyetrika, tiba-tiba terdengar tangisan bayinya. Nurlela berpikir, pastilah bayinya bangun karena lapar atau mengompol. Secepatnya  ia menghampiri belahan hatinya itu. Namun betapa terkejutnya Nurlela. Pada popok bayinya terlihat darah segar. 




Penuh rasa panik Nurlela  melarikan anaknya ke rumah orang tuanya. Dengan sigap orang tua Nurlela bertindak.
 
Saat itu juga bapaknya Nurlela membuka popok bayi itu lalu  ia bertanya, "Siapa yang nyunat anak ini?" Nurlela kaget mendengarnya. Nurlela terheran-heran, siapakah orang yang telah menyunat anaknya. Nurlela tahu persis sebelum diletakkan dalam ayunan keadaan bayi itu biasa saja. Selama ia tidur, Nurlela tak pernah melepaskan pandangannya atau pergi dari tempat sang bayi tidur di ayunan. Tak seorang pun mendekati ayunan tidur sang bayi itu.

Akhirnya bapak Nurlela memberi penjelasan bahwa anaknya 'disunat oleh nabi'. Konon menurut cerita bila ada anak lelaki yang tiba-tiba disunat tanpa bantuan bengkong, dukun atau dokter maka singkatnya anak itu telah disunat oleh Nabi. 

Di sebagian wilayah Jabotabek, penyunatan misterius seperti itu disebutnya dilakukan oleh Nabi Muhammad. Sebagian orang lainnya percaya hal itu dilakukan oleh jin.