Tuesday, December 30, 2014

Disunat oleh Nabi

Nurlela sedang menyetrika baju di teras belakang rumahnya. Di hadapannya terpasang ayunan dari kain untuk buaian bayinya. Bayi yang baru berusia beberapa bulan usianya itu terlihat tidur dengan lelap. 

Ketika sedang asyiknya menyetrika, tiba-tiba terdengar tangisan bayinya. Nurlela berpikir, pastilah bayinya bangun karena lapar atau mengompol. Secepatnya  ia menghampiri belahan hatinya itu. Namun betapa terkejutnya Nurlela. Pada popok bayinya terlihat darah segar. 




Penuh rasa panik Nurlela  melarikan anaknya ke rumah orang tuanya. Dengan sigap orang tua Nurlela bertindak.
 
Saat itu juga bapaknya Nurlela membuka popok bayi itu lalu  ia bertanya, "Siapa yang nyunat anak ini?" Nurlela kaget mendengarnya. Nurlela terheran-heran, siapakah orang yang telah menyunat anaknya. Nurlela tahu persis sebelum diletakkan dalam ayunan keadaan bayi itu biasa saja. Selama ia tidur, Nurlela tak pernah melepaskan pandangannya atau pergi dari tempat sang bayi tidur di ayunan. Tak seorang pun mendekati ayunan tidur sang bayi itu.

Akhirnya bapak Nurlela memberi penjelasan bahwa anaknya 'disunat oleh nabi'. Konon menurut cerita bila ada anak lelaki yang tiba-tiba disunat tanpa bantuan bengkong, dukun atau dokter maka singkatnya anak itu telah disunat oleh Nabi. 

Di sebagian wilayah Jabotabek, penyunatan misterius seperti itu disebutnya dilakukan oleh Nabi Muhammad. Sebagian orang lainnya percaya hal itu dilakukan oleh jin.
 

Cerita Ayam dan Bebek

Dahulu kala ada seekor ayam dan seekor bebek bersama. Keduanya bersahabat sangat akrab. Kemana pun ayam pergi, bebek selalu menyertainya, sang ayam selalu menolong si bebek bilamana dalam kesulitan kecuali apabila ayam sedang berenang. Pada waktu itu memang bebek tak dapat berenang, ayamlah yang boleh dibilang pandai berenang.

 
Pada suatu ketika bebek bertanya kepada ayam, "Hai kawan, mengapa kamu dapat berenang, sedangkan aku tidak?"
"Ya karena aku memiliki selaput disela-sela jari kakiku", sahut ayam, "Dengan selaput inilah aku dapat berenang".
"Ah masa sih? Aku tak percaya hanya karena selaput di jari kakimu maka kau dapat berenang?".
"Tentu saja kawan", ujar ayam, "Jika kamu tak percaya, cobalah kau pakai selaput jari kakiku ini".

Segeralah bebek mengenakan selaput milik ayam pada kakinya. Lalu bebek terjun ke sungai. Ternyata benar, dengan selaput itu ia dapat berenang. Asyiklah bebek berenang-renang di sungai sehingga ia lupa pada Ayam yang menunggunya di pinggir sungai.

Ayam menunggu di tepi sungai. Namun, bebek tak juga kembali. Ayam menjadi gelisah, ia memanggil-manggil bebek. Namun, bebek tak mau mengembalikan selaputnya kepada ayam.
Ayam yang sudah tak sabar lagi terus memanggil bebek, "Kok kok petok, kukuruyuuuk, kembalikan selaputkuuu".

Tetapi bebek tak peduli. Maka hingga kini ayam tak dapat lagi berenang. Sedangkan bebek menjadi sangat cakap berenang. Namun kini keduanya tak lagi bersahabat seperti dahulu.
 

Saturday, December 27, 2014

12 tahun menjadi budak

Tahun 1841, Solomon Northup  adalah seorang negro yang telah merdeka yang bekerja sebagai tukang kayu dan pemain biola terampil, dan tinggal bersama istri dan dua anaknya di Saratoga Springs, New York. Pada suatu hari dua pria  menawarinya pekerjaan sebagai musisi dua mingguan, tetapi konyolnya mereka mencekoki Northup dengan minuman sampai mabuk dan ia terbangun dalam keadaan terantai, hendak dijual ke tempat perbudakan.
 
Northup dikirim ke New Orleans dan diberi nama "Platt", dengan identitas seorang budak pelarian dari Georgia. Setelah dipukuli berulang kali, ia akhirnya dibeli oleh seorang pemilik perkebunan bernama William Ford ). Northup berhasil menjalin hubungan baik dengan Ford, seorang master yang cukup baik hati. Di perkebunan Ford, Northup merintis jalur air untuk mengangkut kayu dengan cepat dan efektif ke seberang sungai, dan Ford menghadiahinya sebuah biola sebagai ungkapan terima kasih. Tukang kayu di perkebunan Ford yang rasis bernama John Tibeats membenci Northup, dan mulai berupaya melecehkannya secara verbal.

Ketegangan antara Tibeats dan Northup meningkat; Tibeats menyerang Northup, dan Northup melawan balik. Sebagai pembalasan, Tibeats dan teman-temannya berupaya untuk menggantung Northup di pohon, yang terjerat kesakitan selama berjam-jam. Ford menyatakan bahwa untuk menyelamatkan hidup Northup, ia harus dijual kepada Edwin Epps. Northup mencoba menjelaskan kepada Ford bahwa ia sebenarnya bukanlah seorang budak. Ford menanggapinya dengan berkata bahwa "ia tidak bisa mendengar hal ini" dan menyatakan "ia memiliki utang yang harus dibayar" sehubungan dengan harga pembelian Northup.

Epps percaya bahwa hak untuk menyiksa para budak diperbolehkan oleh Alkitab. Para budak diharuskan untuk memanen kapas setidaknya 200 pon perhari, kalau tidak akan dicambuki. Seorang budak perempuan muda bernama Patsey mampu memanen kapas lebih dari 500 pon perhari dan dipuji oleh Epps. Istri Epps cemburu dan seringkali menyakiti Patsey. Epps juga berulang kali memerkosa Patsey.

Epps mengira bahwa para budak yang baru dipekerjakan telah menyebabkan munculnya wabah cacing kapas, wabah yang menurutnya dikirim oleh Tuhan. Ia menyewakan para budak tersebut kepada perkebunan tetangga saat musim panen. Ketika bekerja di sana, Northup menerima kebaikan pemilik perkebunan, yang memberinya uang koin setelah bermain biola di sebuah perayaan ulang tahun pernikahan.
Setelah Northup kembali ke perkebunan Epps, ia memanfaatkan uang tersebut untuk membayar seorang pekerja kulit putih dan mantan pengawas perkebunan untuk mengeposkan suratnya kepada temannya di New York. Si pekerja kulit putih setuju untuk membantu Northup dan menerima uangnya, tetapi ia berkhianat dengan melaporkannya kepada Epps. Northup yang terdesak akhirnya mampu meyakinkan Epps bahwa laporan tersebut hanyalah kebohongan. Sambil menangis, Northup membakar surat yang hendak dikirimnya ke New York, satu-satunya harapannya untuk meraih kebebasan.

Penyiksaan terhadap Patsey semakin memburuk. Patsey ingin mati dan meminta Northup untuk membunuhnya, namun ia menolak. Suatu hari, Epps marah besar setelah mengetahui Patsey menghilang dari perkebunannya. Ketika Patsey kembali, Epps memerintahkan anak buahnya untuk menelanjangi dan mengikat Patsey di sebuah tiang; dihasut oleh istrinya, Epps memaksa Northup untuk mencambuk Patsey. Northup enggan mematuhi perintah Patsey, dan Epps akhirnya mengambil cambuk dari tangan Northup dan mencambuki Patsey dengan brutal.

Selama masa penyembuhan Patsey, Northup mulai bekerja membangun paviliun rumah Epps bersama seorang pekerja Kanada bernama Bass. Bass tidak disukai oleh Epps setelah ia mengungkapkan penentangannya terhadap perbudakan. Di sisi lain, Northup mulai memercayai Bass dan menceritakan mengenai penculikannya. Northup meminta Bass untuk membantunya mengeposkan surat ke Saratoga Springs. Dengan mempertaruhkan hidupnya, Bass setuju untuk melakukannya.

Suatu hari, perkebunan tempat Northup bekerja dikunjungi oleh sheriff setempat. Sheriff, yang datang bersama seorang pria lain dengan kereta kuda, memanggil Northup yang sedang bekerja. Sheriff mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Northup untuk mencocokkan jawabannya dengan fakta-fakta kehidupannya di New York. Northup mengenali pria lain yang datang bersama sheriff sebagai penjaga toko yang ia kenal dari Saratoga. Pria tersebut ternyata datang untuk membebaskannya, dan keduanya berpelukan. Meskipun Epps menghalangi dan Patsey menangisi kepergiannya, Northup bergegas meninggalkan perkebunan.

Setelah diperbudak selama 12 tahun, Northup kembali menjadi manusia bebas dan kembali ke keluarganya. Pada kredit penutup, dituturkan mengenai ketidakmampuan Northup dan kuasa hukumnya dalam menuntut orang-orang yang bertanggung jawab atas penculikan dan perbudakan terhadap dirinya, serta misteri seputar kematian dan pemakaman Northup.
(dikutip dari kisah nyata: 12 Years a Slave)

Monday, December 22, 2014

Gugurnya Si Pitung

Ilustrasi Gambar
Betawi Oktober 1893. Rakyat Betawi di seluruh kampung-kampung tengah berduka. Tersiar kabar dari mulut ke mulut Si Pitung atau Bang Pitung meninggal dunia, setelah tertembak dalam pertarungan tidak seimbang melaan penjajah kompeni atau tentara Belanda. 

Kematian Si Pitung merupakan duka mendalam. Karena ia membela rakyat kecil yang mengalami penindasan pada masa penjajahan Belanda. Sebaliknya, bagi kompeni sebutan untuk pemerintah kolonial Belanda pada masa itu, dia dilukiskan sebagai penjahat, pengacau, perampok, 'ekstrimis' dan entah apa lagi.

Jagoan kelahiran Rawa Belong, Jakarta Barat, dan 'jagoan' ini dikenal sebagai jagoan yang telah membuat repot pemerintah kolonial di Batavia, termasuk gubernur jenderal. Karena Bang Pitung merupakan potensi ancaman keamanan dan ketertiban hingga berbagai macam strategi dilakukan pemerintah Hindia Belanda untuk menangkapnya hidup atau mati. Pokoknya Pitung ditetapkan sebagai orang yang kudu dicari dengan status penjahat kelas wahid di Betawi.

Bagaimana Belanda tidak gelisah, dalam melakukan aksinya membela rakyat kecil Bang Pitung berdiri di barisan depan. Kala itu Belanda memberlakukan kerja paksa terhadap pribumi termasuk “turun tikus”. Dalam gerakan ini rakyat dikerahkan membasmi tikus di sawah-sawah disamping belasan kerja paksa lainnya. Belum lagi blasting (pajak) yang sangat memberatkan petani oleh para tuan tanah.

Si Pitung, yang sudah bertahun-tahun menjadi incaran Belanda, berdasarkan cerita rakyat, mati setelah ditembak dengan peluru emas oleh Schout van Hinne dalam suatu penggerebekan karena ada yang mengkhianati dengan memberi tahu tempat persembunyiannya. Ia ditembak dengan peluru emas oleh schout (setara Kapolres) van Hinne karena dikabarkan kebal dengan peluru biasa. Begitu takutnya penjajah terhadap Bang Pitung, sampai tempat ia dimakamkan dirahasiakan. Takut jago silat yang menjadi idola rakyat kecil ini akan menjadi pujaan.

Si Pitung, berdasarkan cerita rakyat (folklore) yang masih hidup di masyarakat Betawi, sejak kecil belajar mengaji di langgar (mushala) di kampung Rawa Belong. Dia, menurut istilah Betawi, “orang yang denger kate”. Dia juga “terang hati”, cakep menangkap pelajaran agama yang diberikan ustadznya, sampai mampu membaca (tilawat) Alquran. Selain belajar agama, dengan H Naipin, Pitung –seperti warga Betawi lainnya–, juga belajar ilmu silat. H Naipin, juga guru tarekat dan ahli maen pukulan.

Suatu ketika di usia remaja sekitar 16-17 tahun, oleh ayahnya Pitung disuruh menjual kambing ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dari kediamannya di Rawa Belong dia membawa lima ekor kambing naik gerobak. Ketika dagangannya habis dan hendak pulang, Pitung dibegal oleh beberapa penjahat pasar. Mulai saat itu, dia tidak berani pulang ke rumah. Dia tidur di langgar dan kadang-kadang di kediaman gurunya H Naipan. Ini sesuai dengan tekadnya tidak akan pulang sebelum berhasil menemukan hasil jualan kambing. Dia merasa bersalah kepada orangtuanya. Dengan tekadnya itu, dia makin memperdalam ilmu maen pukulan dan ilmu tarekat. Ilmu pukulannya bernama aliran syahbandar. Kemudian Pitung melakukan meditasi alias tapa dengan tahapan berpuasa 40 hari. Kemudian melakukan ngumbara atau perjalanan guna menguji ilmunya. Ngumbara dilakukan ke tempat-tempat yang “menyeramkan” yang pasti akan berhadapan dengan begal alias perampok.

Salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Bang Pitung disebut Rawa Rontek. Gabungan antara tarekat Islam dan jampe-jampe Betawi. Dengan menguasai ilmu ini Bang Pitung dapat menyerap energi lawan-lawannya. Seolah-olah lawan-lawannya itu tidak melihat keberadaan Bang Pitung. Karena itu dia digambarkan seolah-olah dapat menghilang. Menurut cerita rakyat, dengan ilmu kesaktian rawa rontek-nya itu, Bang Pitung tidak boleh menikah. Karena sampai hayatnya ketika ia tewas dalam menjelang usia 40 tahun Pitung masih tetap bujangan.

Si Pitung yang mendapat sebutan “Robinhood Betawi", sekalipun tidak sama dengan “Robinhood” si jago panah dari hutan Sherwood, Inggris. Akan tetapi, setidaknya keduanya memiliki sifat yang sama: Selalu ingin membantu rakyat tertindas. Meskipun dari hasil rampokan terhadap kompeni dan para tuan tanah yang menindas rakyat kecil.

Sejauh ini, tokoh legendaris Si Pitung dilukiskan sebagai pahlawan yang gagah. Pemuda bertubuh kuat dan keren, sehingga menimbulkan rasa sungkan setiap orang yang berhadapan dengannya. Dalam film Si Pitung yang diperankan oleh Dicky Zulkarnaen, ia juga dilukiskan sebagai pemuda yang gagah dan bertubuh kekar. Tapi, menurut Tanu Trh dalam “Intisari” melukiskan berdasarkan penuturan ibunya dari cerita kakeknya, Pitung tidak sebesar dan segagah itu. ”Perawakannya kecil. Tampang Si Pitung sama sekali tidak menarik perhatian khalayak. Sikapnya pun tidak seperti jagoan. Kulit wajahnya kehitam-hitaman, dengan ciri yang khas sepasang cambang panjang tipis, dengan ujung melingkar ke depan.”

Menurut Tanu Trh, ketika berkunjung ke rumah kakeknya berdasarkan penuturan ibunya, Pitung pernah digerebek oleh schout van Hinne. Setelah seluruh isi rumah diperiksa ternyata petinggi polisi Belanda ini tidak menemukan Si Pitung. Setelah van Hinne pergi, barulah Si Pitung secara tiba-tiba muncul setelah bersembunyi di dapur. Karena belasan kali berhasil meloloskan diri dari incaran Belanda, tidak heran kalau Si Pitung diyakini banyak orang memiliki ilmu menghilang. ”Yang pasti,” kata ibu, seperti dituturkan Tanu Trh, ”dengan tubuhnya yang kecil Pitung sangat pandai menyembunyikan diri dan bisa menyelinap di sudut-sudut yang terlalu sempit bagi orang-orang lain.” Sedang kalau ia dapat membuat dirinya tidak tampak di mata orang, ada yang meyakini karena ia memiliki kesaksian “ilmu rontek”.


Friday, December 19, 2014

Pilkada oleh DPRD Merampok Hak Rakyat

 
Percakapan antara Djadjang dan Mamad Oleh Kwik Kian Gie

Sejak era reformasi perkembangan kehidupan tata negara kita mengalami perubahan-perubahan yang cepat dan drastis. Dua sahabat Djadjang (Dj) dan Mamad (M) yang sering mempunyai pendapat yang berbeda berdiskusi tentang hal ini sebagai berikut.

M : Djang, sejak kita meninggalkan UUD 1945 yang asli, perkembangan ke arah demokrasi yang sejati mengalami percepatan luar biasa. Walaupun UUD hasil amandenem yang dinamakan UUD 2002 tetap mengatakan bahwa pemilihan pemimpin negara pada semua jenjang dilakukan secara demokratis, tidak dikatakan “secara langsung”, nyatanya gubernur, walikota dan bupati dipilih secara langsung. Tidak ada demokrasi yang sehebat seperti ini.
Ini adalah demokrasi yang tulen, yang sejati, yang vox populi vox dei. Eh…. baru dipraktekkan sekitar 9 tahun dikembalikan lagi pada Pilkada melalui DPRD. Yang mengembalikan ini kan merampok hak rakyat ?



Dj : Kalau pemilihan gubernur, walikota dan bupati melalui DPRD dikatakan merampok hak rakyat, sejak Indonesia merdeka sampai tahun 2005 hak rakyat dari bangsa merdeka yang dinamakan RI dirampok oleh pemerintah dan DPR. Bukankah selama pemerintahan Bung Karno, Pak Harto, pak Habibie dan Gus Dur dari Presiden sampai Bupati dipilih oleh lembaga legislatif dari berbagai jenjang? Tidak oleh rakyat secara langsung. Ibu Megawati sendiri menjadi Wakil Presiden oleh MPR dan selanjutnya menjadi Presiden juga oleh MPR.

M : Memang, tetapi seperti halnya dengan semua bidang dalam kehidupan manusia kan ada kemajuan. Jadi demokrasi kita juga harus lebih maju. Maka semua pimpinan eksekutif pada semua jenjang harus dipilih secara langsung oleh rakyat. Itu sudah tejadi selama sekitar 9 tahun. Mengapa sekarang diambil lagi ? Bukankah itu memang mayoritas di DPR merampok hak rakyat. Kalau tidak pernah diberlakukan pilkada secara langsung tidak apa-apa. Tetapi pernah dilakukan kok lantas diambil kembali.

Dj : Mungkin engkau lebih pandai menjelaskannya karena engkau orang sekolahan dengan gelar kesarjanaan tertinggi. Tetapi yang saya ketahui di lapangan berlainan. Pilkada langsung ternyata bukan kemajuan dalam memberikan hak-hak kepada rakyat dengan maksud supaya rakyat mensejahterakan dirinya sendiri, tetapi memajukan korupsi. Ini bukan pendapatku, tetapi Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi yang berkali-kali menjelaskan bahwa hasil pilkada langsung  antara lain yalah sekitar 330 kepala daerah masuk penjara. Mendagri juga pernah menjelaskan bahwa untuk bisa menjadi kepala daerah seseorang perlu mengeluarkan banyak, sampai puluhan milyar. Ini mempunyai banyak arti. Kalau kepala daerah mengeluarkan demikian banyaknya uang, dia harus mencari uang sejumlah itu plus jumlah yang sama selama 5 tahun dia menjabat. Jadi kalau dia mengeluarkan Rp. 20 milyar, selama dia menjabat dia harus mendapat penghasilan Rp. 40 milyar. Yang Rp. 20 milyar untuk mengembalikan modalnya, dan yang Rp. 20 milyar lainnya untuk pembiayaan supaya terpilih kembali.

Tapi yang saya dengar dari beberapa sahabat saya anggota DPR lebih gawat lagi. Kalau dalam pileg tahun 2009 dia mengeluarkan Rp. 300 juta untuk menjadi anggota DPR, di tahun 2014 ini dia harus mengeluarkan 10 kali lipat. Dia mengeluarkan Rp. 3 milyar. Jumlah ini adalah biaya yang rata-rata dikeluarkan oleh banyak anggota DPR.

M : Uang itu harus dibayarkan kepada siapa ?

Dj : Untuk rakyat yang memilihnya.

M : Kalau pilkada oleh DPRD kan rakyat memang lantas dirampok dari kemungkinan memperoleh uang untuk suaranya yang dijual ?

Dj : Memang, tapi kita bicara tentang perampokan hak pilih rakyat, bukan perampokan uang sogokan kepada rakyat supaya membeli suaranya.

M : Kalau kita tiadakan ekses bahwa rakyat menjual suaranya, hak rakyat untuk menentukan siapa yang dipilih untuk menjadi gubernur, walikota dan bupati kan memang hilang ?

Dj : Tidak hilang, tetapi haknya diwakilkan kepada para anggota DPR dan DPRD. Itu namanya Demokrasi Perwakilan.

M : Makanya, kadar demokrasinya kan lebih kecil dibandingkan dengan kalau rakyat memilih langsung ? Jadi memang benar dong bahwa kita mundur dalam berdemokrasi.

Dj : Kita memang mundur kalau rakyat mengenal atau mengetahui betul siapa, apa kemampuan dan apa rekam jejak dari yang dipilihnya. Rakyat kita kan tidak mengetahui siapa yang dipilih. Mereka berduyun-duyun datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) itu tidak untuk memilih, tetapi mencoblos gambar atau nama orang yang memberi uang kepadanya. Itu rakyat jelata. Kamu jujur sajalah Mad. Ketika kamu harus memilih anggota DPRD apa kamu mengetahui siapa yang kamu pilih, walaupun kamu tidak disogok ? Saya saja yang cukup banyak mengikuti perkembangan politik tidak mengenal para calon anggota DPRD. Maka yang saya pilih partainya.

Yang mengenal pilkada langsung itu hanya Amerika Serikat. Seluruh Eropa menerapkan Demokrasi Perwakilan. Rakyat memilih para anggota DPR. Selanjutnya para anggota DPR dan DPRD itulah yang memilih Perdana Menteri, para menteri, walikota dst. Apa kamu berani mengatakan bahwa semua negara di Eropa kalah kadar demokrasinya dibandingkan dengan Amerika ?


M : Kamu dasar bukan anak sekolahan si Djang. Di perguruan tinggi diajarkan teori Trias Politica yang digagas oleh filosof besar dalam bidang tata negara, yaitu Montesquieu. Tiga kekuasaan harus dipisahkan dengan tegas dan mutlak, yaitu Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.

Dj : Aku kebetulan sedang membaca bukunya Prof. AB Kusuma yang berjudul “Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945”. Trias Poltica-nya Montesquieu dikemukakan dan dibela oleh anggota BPUPKI Maramis, yang langsung saja dijawab oleh anggota terkemuka Ir. Soekarno yang mengatakan : “Trias Politica sudah kadaluwarsa, kolot, tidak mencukupi, tidak bisa menjamin keadilan sosial.” Prof. Supomo segera mengatakan :”bahwa yang menjalankan Trias Politica hanya Amerika Serikat. Dalam praktek , badan yang membikin undang-undang diserahi juga pekerjaan pemerintahan, kehakiman juga diserahi pekerjaan pemerintahan dan pemerintah juga diberikekuasaanmembuat undang-undang.”

M : Lho, masa Bung Karno bersama-sama dengan pendiri bangsa kita sudah membahas demikian mendalamnya, dan putrinya sekarang menghendaki pilkada langsung ?

Dj : Mengapa tidak ? Kalau Bung Karno bisa mengatakan bahwa Trias Politica-nya Montesquieu kadaluwarsa, kolot dan tidak bisa menjsejahterakan rakyat, mengapa Megawati dan seluruh PDI-P tidak bisa mengatakan bahwa Bung Karno, Prof. Supomo dan para anggota BPUPKI yang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia itu tidak kolot, tidak kuno ? Kan sudah sekian lamanya. Lagi pula, kecuali PDI-P mempunyai filosof tata negara besar Jakob Tobing, kita juga didampingi oleh para pakar dari National Democratic Institue dari Amerika Serikat.


Mirah, Pendekar Wanita dari Marunda

Singa Betina Dari MarundaPada suatu malam ketika orang tertelap tidur, centeng-centeng di rumah Babah Yong di kampung Kemayoran terkapar di lantai. Babah Yong sendiri terikat di tiang ruang tengah. Perabot rumah berantakan. Barang-barang berharga dibawa kabur kawanan perampok.
Malam itu juga, Tuan Ruys penguasa daerah Kemayoran segera datang mempelajari bekas-bekas perampokan. Di situ juga Nadir Bek Kemayoran. Petugas lain yang ikut sibuk adalah para opas.
“Tangkap Asni!” perintah Tuan Ruys kepada Bek Kemayoran. Keesokan harinya seorang pemuda yang gagah sudah diborgol dan ditahan di kantor Opas Kemayoran. Bek Kemayoran melaporkan hasil tangkapannya kepada Tuan Ruys.
“Langsung saja masukkan ke penjara, Saeyan!” perintah Tuan Ruys kepada Bek Kemayoran.
Asni keberatan dimasukkan ke penjara. Dia menjelaskan bahwa dia tidak berbuat apa-apa. Malam itu dia di rumah. Dia tidak pergi ke mana-mana. Saksinya juga berkata kalau malam itu Asni di rumah.
Setelah diselidiki dengan teliti, akhirnya Asni dilepas kembali, tidak jadi dimasukkan ke penjara.

Asni tidak dilepas dari penjara begitu saja, Tuan Ruys minta syarat, yaitu dia harus sanggup menangkap perampok sebenarnya. Kalau tidak berhasil, dia akan dijebloskan kembali ke penjara.

Sementara itu, di Marunda ada seorang gadis remaja cantik bernama Mirah. Ibunya sudah lama meninggal, saat dia berusia tiga tahun. Bapaknya, Bang Bodong, belum mau menikah lagi. Dia selalu teringat istrinya yang tercinta. Oleh karena itu, Bang Bodong sangat menyayangi Mirah. Dia asuh Mirah dengan baik. Mirah dididik dengan penuh kesabaran agar kelak menjadi wanita yang dapat dibanggakan. Anehnya, Mirah lebih suka bermain dengan kawan kawan lelaki. Dia senang mendayung sampai ke muara atau berenang tiap hari di Sungai Blencong. Tidak aneh kalau Mirah sering adu renang dari seberang sungai ke seberang lainnya.

Mirah juga tertarik pada ilmu silat. Dia bergabung dengan kawan-kawan lelakinya untuk berlatih silat. Dia bukan saja berbakat, tetapi juga pemberani. Melihat hal itu Bang Bodong melatih sendiri putrinya dengan lebih tekun. Dalam waktu singkat, ketangkasan Mirah sangat mengesankan. Sering dia diadu dengan kawan-kawan lelakinya. Tidak seorang pun sanggup menandingi ketangkasan Mirah. Semua lelaki yang dihadapi dikalahkannya. Mirah sangat disegani dan tidak ada duanya di kampung Marunda.

Bapaknya merasa khawatir terhadap masa depan putrinya. Bagaimanapun Mirah adalah wanita, kelak memerlukan seorang pendamping, seorang pelindung, dan seorang suami. Kalau semua lelaki yang datang selalu ditolak, Mirah nantinya tidak menikah. la akan menjadi perawan tua.

Pada saat itu Asni melakukan penyelidikan ke Marunda. Dia ditegur penjaga gardu. “Apa siang hari begini harus permisi juga?” tanya Asni. Penjaga kampung Marunda tersinggung mendengar pertanyaan itu. Asni dipelototi dan segera ditendang. Namun, Asni sudah slap. Tendangan itu membuat penyerangnya hilang keseimbangan dan terjerembab. Kawan yang lain langsung memukul kepala Asni dengan tongkat. Dengan mudahnya Asni menangkap tangan penyerangnya, dipelintir sedemikian rupa hingga orang itu mengaduh kesakitan.

Kedua penjaga kampung itu segera lari ke rumah Bang Bodong. Mereka lapor kalau mereka telah diserang seorang perusuh yang mabuk. Kontan Bang Bodong marah-marah. Dia mencari perusuh yang dimaksud. Tanpa banyak tanya Bang Bodong menyerang dengan jurus-jurusnya yang berbahaya. Repot juga Asni menangkis. Bang Bodong memang pendekar berpengalaman. Asni harus hati-hati mengambit langkah-langkah mengelak sehingga tidak heran kalau Bang Bodong hanya mendapatkan angin. Asni sigap sekali meloncat, bersalto ke belakang, koprol, dan berguling-guting. Akhirnya, Bang Bodong terengah-engah. Tanpa melakukan serangan balasan Bang Bodong sudah jatuh dengan sendirinya.

Mendengar ayahnya dikalahkan Asni yang jauh Iebih muda itu, Mirah seperti melayang saat lari menyerang ke arah lawan.

Asni justru senang menghadapi pendekar wanita yang mengamuk. Jurus-jurus Mirah sangat berbahaya. Mirah menggunakan tongkat. Hal itu membuat Asni jungkir balik. Elakan disertai tepisan tangan membuat Mirah terlempar ke kolam ikan. Tentu saja Mirah ditelan lumpur, tetapi dia bangkit kembali dengan cepat. Kemudian, Asni diserang dengan pedang. Entah bagaimana caranya, pedang terlepas dari tangan dan Mirah terlempar ke pohon yang bercabang-cabang. Saat jatuh ke tanah, tubuh Mirah sudah ditangkap Asni. Mirah geram sekali, sementara Asni tersenyum-senyum. Hal itu membuat Mirah makin marah. Untung Bang Bodong mengikuti adu silat itu dengan saksama.
“Jodohmu datang juga akhirnya, Mirah,” kata ayahnya, “kamu harus terima dia sebagai pemenang yang jantan. Kamu tidak boleh ingkar janji. Dia berhak mengambilmu sebagai istri.”
Para pengikut Bang Bodong langsung bersorak. Asni diterima bekas musuhnya sebagai keluarga Baru. 

Tak lama kemudian Asni menceritakan asal usul dirinya. Dia datang ke Marunda untuk mencari kawanan perampok. Dulu perampok itu merampok rumah Babah Yong di Kemayoran. Kalau sampai gagal menangkap kawanan perampok itu, dia akan masuk penjara.

Baik Mirah maupun ayahnya segera tahu siapa yang dimaksud. Tidak lain Tirta dan kelompoknya yang sering berbuat onar. Mereka tinggal di Karawang. Untuk menangkapnya tidak sulit, undang saja Tirta dan kawan-kawannya ke pesta perkawinan yang segera dilaksanakan di kampung Marunda.

Undangan disebar. Pesta dilangsungkan besar-besaran. Tamu-tamu Bang Bodong datang dari berbagai pelosok. Ketika Tirta datang, dia amat kaget bertemu dengan Bek Kemayoran. Ternyata bukan Bek saja yang dijumpai. Tirta juga melihat Tuan Ruys. Kemudian yang membuatnya paling tidak tenteram duduk adalah opas-opas dan para centeng Babah Yong. Mereka seperti sudah mengepung dirinya. Oleh karena itu, tidak ada cara lain yang dapat dilakukan Tirta kecuali mengeluarkan pistolnya. Dia mengacung-acungkan senjata api itu ke arah Bek Kemayoran dan segera ditembakkan. Letusan itu membuat para tamu undangan panik dan bubar. Bang Bodong bermaksud menghalangi Tirta yang ingin menembak lagi. Pistol meletus dan melukai Bang Bodong. Pendekar tua itu terpental dan dadanya berdarah. Dia pingsan tidak sadarkan diri.

Tirta kabur dari tempat pesta itu. Opas-opas mengejarnya. Centeng-centeng ikut mengejar sambil menghunus golok masing-masing. Akan tetapi, dari semua mengejar itu justru Mirah paling cepat. Dia segera tampak berebut pistol derigan Tirta. Setelah beberapa saat berguling-guling di pasir pantai, tiba-tiba letusan pistol menggema. Tirta tampak berwajah pucat sambil merintih kesakitan.
“Pokoknya saya sudah lega dapat berjumpa denganmu, Mirah. Hanya Benda ini yang dapat saya berikan kepadamu,” kata Tirta.
Setelah bungkusan itu dibuka, Mirah melihat pending emas yang indah. Dengan terharu Mirah memperkenalkan Asni yang datang menyusul.
“Ini suami saya, Tirta,” kata Mirah.
Tirta dan Asni bertatapan.
“Kamu adik saya, Asni,” kata Tirta sambil memeluk, “kita satu ayah. Ibu saya dari Karawang, Ibumu dari Banten.”

Tidak lama kemudian Tirta kehabisan darah dan tidak bernapas lagi. Asni dan Mirah amat sedih. Bang Bodong sudah siuman dari pingsannya dan mendapatkan perawatan.

Beberapa minggu kemudian, Asni dan Mirah meninggalkan Marunda. Mereka telah menjadi pasangan suami istri yang berbahagia dan tinggal di Kemayoran sampai tua.


Monday, December 15, 2014

Bunuh diri demi cinta kepada isteri

Foto: Dailymail.co.uk
Photo: Daily Mail UK
Kita mungkin telah mendengar atau menonton film Romeo and Juliet dimana dikisahkan keuda sejoli itu bersedia untuk sehidup semati demi mempertahankan cintanya. Namun kisah kali ini ada mengenai pasangan yang mencintai, mereka tidak pernah berpisah satu sama lainnya. Sejak menikah, mereka selalu bersama dalam berbagai keadaan dan tidak pernah sekalipun terpisah.. Saat sang istri pergi meninggalkannya untuk selama-lama ke akhirat, pria ini bunuh diri ketimbang menghabiskan satu malam tanpanya.




 Cinta Romantis Namun Tragis
Adalah Adrian Cross (45 tahun) dan Tammy Cross (37 tahun. Seperti diberitakan oleh Dailymail.co.uk, Kamis (31/10), Tammy meninggal pada tanggal 8 Oktober karena kondisi paru-parunya melemah. Wanita cantik yang kuat ini terpaksa harus menyerah dengan penyakitnya dan menghembuskan napas terakhir dan meninggalkan pria yang paling mencintainya.

Adrian sangat terpukul atas kematian istrinya. Pria ini ditemukan meninggal hanya dalam hitungan jam setelah kematian istrinya. Selama 15 tahun menikah, mereka tidak pernah  berpisah. Adrian diperkirakan bunuh diri karena tidak ingin menghabiskan satu malam tanpa istrinya. Janji untuk tetap bersama hingga mau memisahkannya telah dibuktikan oleh Adrian..

Pasangan Sejati Yang Saling Mencintai
David Allan Jones, ayah dari Tammy mengatakan, "Selama bertahun-tahun bersama, mereka tidak pernah berpisah walau hanya satu malam. Mereka benar-benar saling mencintai. Cinta mereka sangat kuat, sehingga saat mereka pergi keluar, mereka akan saling mengirim surat cinta. Saya belum pernah melihat cinta yang seperti itu, dan saya pikir tidak akan ada lagi yang seperti mereka,"


Ribuan OrangMenghadiri Pemakaman
Pasangan Adrian dan Tammy menikah 15 tahun yang lalu di Dominika. Mereka menjadi pasangan yang sangat romantis di mata keluarga. Mereka juga dimakamkan di hari yang sama. Lebih dari 1.000 orang menghadiri pemakaman pasangan ini di Gereja St John, Cefn Coed.

Sophie Jones, keponakan Adrian dan Tammy menuliskan status di Facebook, "Saya benar-benar tidak tahu bagaimana menghadapi kenyataan bahwa saya tidak akan pernah melihat mereka berdua."

Di antara banyak kisah cinta yang berakhir perpisahan dan perselingkuhan, mereka membuktikan bahwa cinta sejati itu ada. Walaupun berakhir tragis, semoga mereka bisa kembali bersama di kehidupan yang lebih baik.

Sunday, December 14, 2014

Gwyneth Montenegro: Wanita yang pernah tidur dengan 10.091 pria

Mantan wanita pekerja penghibur komersil bernama Gwyneth Montenegro dari Australia mengaku pernah tidur dengan 10.091 pria. Saat masih menjadi wanita panggilan dia mematok tarif Rp 6 juta hingga Rp 12 juta per jam.
Perempuan berusia 36 tahun itu aktif di industri seks selama 12 tahun lalu memutuskan pensiun tiga tahun lalu.

Setelah bertahun-tahun menolak menjalin hubungan serius, wanita berumah di Kota Melbourne ini akhirnya memutuskan akan menikah dan tengah mencari pasangan yang cocok, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Selasa (9/12).

Juli lalu dia mengungkapkan kisah hidupnya dalam sebuah buku '10 Ribu Pria dan terus bertambah'.
Setelah mengabarkan keinginannya itu kepada Daily Mail Australia dia langsung kebanjiran ribuan yang ingin melamarnya menjadi isteri dari berbagai pria mancanegara, termasuk dari Amerika Serikat, China, Turki, dan Eropa Timur.

"Saya ingin menikahi kamu. Kamu seorang perempuan pekerja keras, tak masalah apa pun yang pernah kamu lakukan," ujar seorang pengagum Montenegro.
Perempuan bertubuh seksi itu mengatakan dia enggan menjalin hubungan serius selama menjadi wanita penghibur.

Dia mengumpulkan surat-surat lamaran itu dan mengelompokkannya ke dalam dua kategori: baik dan nakal.

Ketika surat lamaran itu berisi kata-kata yang baik dan sopan dia menaruhnya di tumpukan surat 'baik' dan sebaliknya.
Montenegro mengaku dia baru menjalin hubungan asmara selama dua kali dan keduanya berakhir kurang dari setahun.
"Saya belum pernah benar-benar merasakan cinta sejati atau sangat jatuh cinta," kata dia.

'I'm keeping my options open but I want to make sure they are not nutcases': Former escort who slept with 10,000 men has been inundated with marriage proposals from around the globe (Gwyneth Montenegro)

Former escort, Gwyneth Montenegro was bombarded with more than 1,000 marriage proposals once revealing she is ready to focus her attention on one good man after bedding 10,000 male clients in her previous career.
Christmas has come early for the 36-year-old who has had a ball deciding whether the droves of admirers belonged in the naughty or nice pile.
Montenegro was gobsmacked to receive 80 marriage proposals after Daily Mail Australia first spoke with her in July about the launch of her book,10,000 Men and Counting.
But this reaction was nothing compared to the overwhelming global attention she drew when declaring it was time to settle down and put the past behind her of sleeping with 10,091 men over 12 years in a drug and alcohol induced haze.

Most of the offers, from men in countries including, the U.S, China, Turkey and parts of Eastern Europe, fell into the nice category with many saying they were impressed that she had turned her life around since leaving her seedy career three years ago.
Ms Montenegro wears many hats as a commercial pilot, an NLP Master Practitioner and, of course, now an author.
One man said 'it's not my place to judge anyone ' while another said it didn't matter to him how many men she had have slept with.
Another admirer saw her as an inspiration.
'I would marry you - you're a hard working woman not matter what you did – it doesn’t define you – your past is your past – be proud of what you achieved after you got out of the industry.'
A minority of offers were crass and rude but Montenegro has not let it get to her

But, of course it was inevitable that Montenegro received a few whacky and weird responses.
A man from India told her that he 'wanted her' because she had money and he needed to look after his family but reassured Montenegro that he would be a good husband. 
'I thought "wow - he really knows how to woo a girl!",' she laughed.

Another romantic insisted she would have no choice but to take his surname. 
'I think you are beautiful and brave I would love for you to be my wife and a mother to my children,' he said.
'I do have one demand - not a request but a demand – I want you to change your name – sorry if you don’t like that but life itself is unfair.'
Montenegro laughed before saying ’ahhh that will be a no’ and then promptly placing the request in the naughty pile.

One of the most crass responses that she received was from a man who  commented on her genitalia. 'Seeing as your vagina cavity is the size of a human head – at least – you will be the one having to pay this time for true love.'
She has received a lot of support from women who are angered by these ignorant type of remarks from men. 
'I've had some men talk about a certain part of my anatomy being stretched,' she said. 
'A lot of women hit back saying "Go back to antamony class - we push out babies".'
Fortunately, Montenegro does not take the offensive remarks to heart and it has not put her off the dating game.
'I don't normally take much notice of haters,' she said. 
But the question remains will she follow up on any of the endless flattering offers?
'It's too early to tell but there are some cute ones in there, so I'm keeping my options open,' she admitted.
'I'm going to take my time - a lot seem fairly genuine but i want to keep a fairly low profile and make sure they are not nutcases.' 

The overwhelming response to the insight into her former seedy lifestyle in July got Gwyneth thinking that maybe she was ready to meet a good man.
This is something she never felt comfortable doing when being paid $500 to $1000 an hour to have sex with well-known lawyers, politicians and musicians.
'It awoke something within me when the article was published - not that I'm in a rush to be married,' she said.
'There were some working in the industry who were dating people and married but for me personally I didn't find it appropriate.'
'I found it easier to avoid relationships during my time in the industry. The two just don't mix. I tried it once, it was an utter disaster.'

Since leaving her old life behind three years ago, Ms Montenegro wears many hats as a commercial pilot, an NLP Master Practitioner and, of course, now an author.
'I was a little over men at that point in time of my life and found my businesses infinitely more stimulating,' she said.

But Gwyneth is now ready and raring to give the dating game a go.
'My parents didn't get married until their late 30s and they have been married for 33 years,' she said.

Despite growing up in a contrast world being raised by devout Christians, her parents are her number one supporters.

'Mum joked that she thought I would have had enough of men by now,' she laughed. 
Ms Montenegro said the years of men paying her for sex gave her a good insight into what men want from a woman.

'Clients would confide in me about the good and bad parts of their relationship,' she said.
'I feel I have a deeper understanding of men than ever before.' 
Writing the book was a therapeutic experience that helped Gwyneth to discover her true self and become comfortable with it - as she describes herself as the 'girl next door'.
'I'm fairly introverted and conservative,' she said. 'I'm the last person my friends ever expected to have lived that kind of life.'

Gwyneth fell into the escort world after she was gang-raped during a night-out at a club at just 18 years-old when her low self-esteem and lust for money led her to table top dancing before heading into sex work.

After dabbling in the online dating game and deciding it wasn't for her, she believes that relationships should evolve organically.
'I believe in the energy I put out there I will get back,' she explains.
Gwyneth has only ever been in two relationships before that lasted about a year.
'I’m contemplating it, I’d love to. I’ve never really experienced what you’d consider true love or what it’s like to be totally in love.' 

She is now a woman who well and truly knows what she is looking for.
'I can be a handful, I am headstrong and determined. I like a man who is calmly confident, in charge, but not bombastically so,' she said.

'I’ve spent a lifetime looking after my body and I respect that in any potential partner. 
'He certainly doesn’t have to be a model or a muscle bound fireman, I’d give preference to a fun personality any day.'

Gwyneth's former life, which involved blowing tens of thousands of dollars on a new car, clothes and cocaine, has sparked interest from Hollywood with Gywneth in secret negotiations with a famous producer.

'I can't say at the moment but everyone would know who she is - it is most likely going to happen,' she said. 
'It's quite a long process but we should know this month or the next.'

 


 



Monday, December 8, 2014

Di Kejar Kuntilanak




Malam telah larut, Juned berjalan sendirian menyusuri pinggiran sungai. Walau suasana gelap dan sunyi, Juned dikenal sebagai laki-laki itu tak pernah punya rasa takut. Ya! Juned memang dikenal sebagai jagoan yang tak kenal takut. Sementara itu dipinggiran kampung, dua orang laki-laki tengah asik bercakap-cakap. Keduanya duduk di bangku sebuah warung yang telah tutup. Percakapan keduanya terlihat arnatlah mengasyikan. Sedang bercakap-cakap itu, tiba-tiba suasana terasa menjai aneh. Tanpa sadar kedua laki-laki itu terdiam. Dalam hati, keduanya bertanya-tanya, ada apa gerangan terjadi. Dalam kesenyapan yang mencekam itu, tiba-tiba terdengar teriakan. Kedua laki-laki yang tengah duduk-duduk itu tersentak. Lekas keduanya berdiri. Dari kegelapan muncullah Juned, ia berlari pontang-panting, jatuh bangun. Serentak kedua laki-laki yang tengah duduk itu menghampiri. Juned terjatuh di depan kedua laki-laki itu. Wajahnya sepucat bulan, rnatanya rnernbelalak liar. Ia menunjuk-nunjuk.

Gegerlah seisi kampung. Ada kuntilanak!.


Sejak saat itu, tak ada lagi orang kampung yang berani berkeliaran pada malam hari. Sejak menjelang mahgrib, semua pintu dan jendela telah tertutup rapat. Semua orang diam di cekam ketakutan sepanjang malam di dalam rumah. Saat fajar menyingsing, barulah orang berani keluar.

Namun tidak semua orang bersembunyi ketakutan. Rokib si pemberani, setiap malam ia mengendap-endap di tempat-tempat sunyi. Dengan bersenjatakan sebatang paku sepanjang satu jengkal ia mengintai.

Entah sudah berapa malam lamanya ia mengintai. Malam itu ia merasakan suasana begitu mencekam. Perasaannya mengatakan, inilah saat yang ditunggu. Jantungnya berdebar keras.

Benar, sesaat setelah kukuk buruk hantu terdengar, suasana kian terasa mencekam. Keringat dingin membasahi sekujur tubuh Rokib, erat ia menggenggam paku besar itu ditangannya. Bagi tersengat tubuh laki-laki pemberani itu, saat terdengar suara tawa panjang.

Rokib merasakan lututnya lemas, sekujur tubuhya bergetar tak terkendali. Suara tawa kembali terdengar, bunyinya mirip ringkikan berbaur dengan pekik seperti kesaktian. Amat memilukan, amat mengerikan.

Dengan mengerahkan sisa-sisa keberaniannya, Rokib mencoba melihat. Matanya nyalang menembus kegelapan. Di sana, di cabang pohon sirsak, tampak suatu sosok berambut panjang.

Walau seluruh belulangnya serasa lunglai, Rokib menggertakan diri. Ia menyelinap mendekati pohon itu. Sosok berambut panjang itu meloncat ringan ke pohon cempedak. Rokib terus mengikuti.

Kembali sosok itu meloncat dengan ringannya. Ia hinggap dari pohon ke pohon dengan ringannya. Rokib nyaris kehilangan jejak.

Akhirnya, kembali suara lengkingan tawa yang menyayat terdengar. Tampak mahluk itu di dekat sumur milik wak modin. Rokib mengendap mendekatinya.

Pada jarak yang tepat, Rokib menerkam mahluk itu. Dengan jitu ia menancapkan paku ke ubun-ubun mahluk itu. Terdengar lolongan menyayat. Kuntilanak itu meronta keras, Rokib terlontar.

Laki-laki pemberani itu jatuh berguling-guling. Suara lolongan terus mendengar. Saat Rokib telah menguasai diri, mahluk itu sudah tak tampak, hanya kabut asap tebal yang terlihat.

Dengan was-was Rokib memperhatikan kabut asap itu. Saat asap mulai menipis, tampak sesosok tubuh perempuan tergolek di tanah. Rokib menatap dengan ragu.Setelah degup jantung mulai mereda, perlahan Rokib menghampiri perempuan itu. Diperhatikannya dari kepala hingga kaki, perempuan itu sungguh cantik. Rokib terus mengawasi perempuan itu. Beberapa saat kemudian, perempuan itu membuka matanya. Ia memandang sekeliling dengan ketakutan. Sadarlah Rokib, kuntilanak itu telah berubah menjadi manusia biasa.

Maka Rokib pun membawa perempuan itu dan menikahinya. Keduanya hidup bahagia. Apalagi setelah lahir seorang anak perempuan, lengkaplah kebahagiaan mereka.

Kini anak perempuan Rokib telah cukup besar. Ia sudah dapat membantu-bantu pekerjaan rumah sedikit-sedikit. Gadis kecil itu memang rajin.Pada suatu hari, Rokib sedang tak di rumah, istrinya meminta anaknya mencarikan kutu. Namun, baru saja gadis itu menyingkap rambut ibunya, alangkah terkejutnya ia. "Mak", seru gadis itu, "Ini apa?"

"Apa nak?" tanya ibunya keheranan.

"Di kepala emak ada paku".

"Astaga, lekas kau cabutkan paku itu".

Cepat gadis kedl itu mencabut paku itu. Begitu paku terlepas, terjadi sesuatu yang mengejutkan. Perempuan itu menjerit keras. Anaknya terperanjat, ia terhuyung ke belakang.

Nanar gadis kecil itu menatap, tampak perubahan pada ibunya. Rambut perempuan itu memanjang, wajahnya pucat pasi. Lalu tubuh perempuan itu melayang.

"Emak, aku ikut mak", pekik anaknya, "Mak, jangan tinggalkan aku".

Dari ketinggian ibunya berkata-kata, "Maafkanlah emakmu", isak ibu itu, "Emak tak dapat membawa serta, karena emak harus kembali ke dunia emak".

Usai berkata demikian,lenyapkan perernpuan itu dati pandangan. Tinggallah anaknya, ia menangis melolong-lolong. Namun tak ada lagi yang dapat diperbuat.

Namun, setiap malam Jumat Kliwon, ibu anak itu datang menjumpai anaknya.
----------- ****-------------

Saturday, November 29, 2014

Arwah Makan Singkong

Orang-orang kampung baru saja selesai bekerja bakti. Saat mereka sedang beristirahat, seorang mengedarkan sepiring singkong rebus. Seorang anak yang terburu-buru tak sengaja menjatuhkan singkongnya.
"Ah, sial", ujar anak itu seraya mengangkat kakinya hendak menginjak singkong yang jatuh.
"He jangan", cegah seorang kakek, "Ambil saja lagi yang baru". "
Memang kenapa kong?" tanya anak itu.
"Singkong yang udah jatuh itu kan gak bakal akan ada yang mengambil?"
"Kau salah nak", sahut kakek itu, "Singkong itu jatuh karena ada yang menginginkannya".
"Siapa yang menginginkan singkong yang tergeletak di tanah?"
"Arwah orang yang sudah meninggal. Mungkin juga arwah salah satu kerabatmu".
"Sungguhkah?"
"Ya, jlka ada makanan yang kau pegang, namun belum tergigit, jatuh tanpa sebab, itu berarti makanan itu diinginkan oleh arwah seseorang. Maka jangan sekali-kali kau menginjak makanan itu".
 "Lalu bagaimana jika makanan yang jatuh itu dipatuk ayam?" tanya seorang anak muda.
"Itu berarti ada arwah yang sangat menginginkanya yang pengin makan singkong", Kakek menjelaskanya "maka arwah itu memakannya melalui ayam atau binatang lainnya".
"Betul tuh apa kata Engkong", sambung seorang laki-laki. Apa lagi jika itu terjadi dalam acara tahlilan".
"Mengapa dengan cara tahlilan?" seorang anak bertanya.
"Kau tahu", kakek menuturkan. "Dalam acara tahlilan terkadang ada minuman tertumpah itu pertanda arwah orang yang tengah ditahlilkan menginginkan minuman itu. Jadi jangan sekali-kali kau seka genangan minuman itu.
 

Thursday, November 27, 2014

Jenis-jenis Hantu Di Indonesia

Burong Tujoh dalam kepercayaan masyarakat Aceh merupakan sejenis setan, makhluk gaib yang tidak terlihat dan senang menggangu anak-anak kecil maupun perempuan yang sedang hamil. Orang yang dirasuki burong tujoh akan terlihat mengerikan, yaitu mata si korban terlihat melotot, terbelalak dan terus menerus melihat keatas. Koban kerasukan burrong tujoh akan terlihat kesakitan dan menderita hingga pada taraf kehilangan kesadarannya. Bagi korban kerasukan biasanya akan diobati oleh seorang pawang dimana si korban akan dimantrai dengan bacaan-bacaan mantra, biasanya setelah diobati korban akan kembali kesadarannya dan kondisinya berangsur-angsur membaik.
 

Geunteut adalah sebuah sebutan dari masyarakat di Provinsi Aceh guna menamai suatu makhluk gaib yang pada masa lalu secara umum diyakini ada di tengah kehidupan masyarakat tradisional Aceh. Geunteut adalah semacam makhluk gaib berupa hantu dengan wujud hitam dan berukuran sangat tinggi. Geunteut biasa ditemui ditengah jalan, menghadang perjalanan orang diwaktu malam hari. Geunteut bergerak dengan melangkahkan kakinya yang panjang dan menghilang dibalik rumpun bambu maupun semak belukar.
Beuno adalah sejenis makhluk gaib jahat yang diyakini oleh masyarakat tradisional di provinsi Aceh. Beuno adalah setan yang mengganggu orang tidur dengan cara menindih korbannya atau dalam kultur Jawa disebut ketindihan. Gejala korban dari perbuatan beuno ditandai dengan sikorban tidur pulas dan diiringi dengan suara dengkuran yang keras, diyakini bahwa suara dengkuran itu tanda bahwa si korban sedang dicekik oleh beuno

Balum Beude adalah sejenis makhluk halus yang dipercayai oleh masyarakat pesisir provinsi Aceh menghuni perairan sungai, muara sungai dan perairan pantai. Dalam tradisi lokal masyarakat tradisional di Aceh makhluk ini berupa setan yang tidak bisa dilihat oleh mata[1]. Sewaktu-waktu makhluk ini menampakkan wujudnya pada manusia dalam bentuk serupa hamparan tikar berwarna merah yang melayang di permukaan air. Bagi masyarakat yang berdomisili di pantai utara bagian timur Aceh makhluk ini dinamai pula dengan Baluem Bili, ada pula yang menyebutnya sebagai hantu gulungan tikar. Hingga tahun 80-an jika ada korban tenggelam di sungai atau perairan lainnya hingga meninggal seringkali dikaitkan dengan keberadaan makhluk ini.

Sane dalam tradisi kepercayaan masyarakat Aceh disebutkan untuk sejenis roh halus atau makhluk gaib yang bersemayam di rawa-rawa, sungai dan sungai mati. Sane dipercaya hinggap pada batang kayu yang ada di tempat yang dicurigai menjadi lokasi hunian sane. Sane adalah makhluk gaib yang jahat, apabila ada orang yang menyentuh batang kayu hunian sane, maka orang itu akan merasa sakit seluruh tubuhnya hingga ke tulang-tulangnya. Rasa sakit yang diakibatkan oleh sane adalah seperti ditusuk ribuan jarum dan duri[1].
 
Kuntilanak (bahasa Melayu: Pontianak atau Puntianak, atau sering disingkat kunti) adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Nama "puntianak" merupakan singkatan dari "perempuan mati beranak"[1]. Mitos ini mirip dengan mitos hantu langsuir yang dikenal di Asia Tenggara, terutama di nusantara Indonesia. Mitos hantu kuntilanak sejak dahulu juga telah menjadi mitos yang umum di Malaysia setelah dibawa oleh imigran-imigran dari nusantara. Kota Pontianak mendapat namanya karena konon Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Pontianak, diganggu hantu ini ketika akan menentukan tempat pendirian istana

Sundel bolong (dalam bahasa melayu: sundal bolong) adalah mitos hantu dari nusantara yang umumnya digambarkan sebagai wanita cantik berambut panjang dan bergaun panjang warna putih yang bolong ("berlubang tembus") di bagian punggung yang sedikit tertutup rambut panjangnya sehingga organ-organ tubuh bagian perut terlihat.[1]Banyak yang menyangka bahwa Sundel Bolong sama dengan Kuntilanak, karena dalam mitosnya, keduanya digambarkan sama-sama berambut panjang dan mengenakan gaun putih.[1]Hal yang membedakan antara penggambaran sundel bolong dengan kuntilanak adalah punggungnya yang bolong (berlubang).[1]
Mitos hantu sundel bolong juga telah menjadi mitos yang umum di Malaysia setelah dibawa oleh imigran-imigran dari nusantara.
 
Tuyul (bahasa Jawa: thuyul) dalam mitologi Nusantara, terutama di Pulau Jawa, adalah makhluk halus berwujud anak kecil atau orang kerdil dengan kepala gundul. Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial (dalam pengertian memiliki masyarakat dan pemimpin), serta bersuara seperti anak ayam. Tuyul dapat dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang). Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.
Kejadian tuyul dipercaya berasal dari janin orang yang keguguran atau bayi yang mati ketika lahir. Karena berasal dari bayi, karakter tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain (seperti laporan orang melihat sejumlah tuyul bermain pada tengah malam, dsb.). Kemungkinan besar tuyul juga sejenis alien.
Dalam dunia hiburan, tuyul muncul dalam berbagai film komedi atau horor. Salah satu sinetron yang populer melibatkan tuyul, yaitu Tuyul dan Mbak Yul yang populer pada tahun 1990-an di RCTI dan Tuyul Millennium yang populer pada tahun 2004 di TPI. Sinetron Tuyul dan Mbak Yul tayang ulang di Lativi. Pemerannya adalah Ony Syahrial yang populer di sinetron Tuyul dan Mbak Yul dan Tuyul Millennium. Dia juga sebagai pengisi suara Crayon Shin-chan di RCTI.

Pocong adalah sejenis hantu yang berwujud guling. Di Malaysia, hantu semacam ini dikenal pula sebagai hantu bungkus
Penggambaran pocong bervariasi. Dikatakan, pocong memiliki wajah berwarnah hijau dengan mata yang kosong. Penggambaran lain menyatakan, pocong berwajah "rata" dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. Mereka yang percaya akan adanya hantu ini beranggapan, pocong merupakan bentuk "protes" dari si mati yang terlupa dibuka ikatan kafannya sebelum kuburnya ditutup. Meskipun di film-film pocong sering digambarkan bergerak melompat-lompat, mitos tentang pocong malah menyatakan pocong bergerak melayang-layang. Hal ini bisa dimaklumi, sebab di film-film pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga berjalannya harus melompat-lompat. Keadaan ini pula yang menimbulkan suatu pernyataan yang biasa dipakai untuk membedakan pocong asli dan pocong palsu di masyarakat:
Kepercayaan akan adanya hantu pocong hanya berkembang di Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatera. Walaupun penggambarannya mengikuti tradisi muslim, umat beragama lain pun ternyata dapat mengakui eksistensi hantu ini.

Genderuwa (dalam pengucapan Bahasa Jawa: "Genderuwo") adalah mitos Jawa tentang sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwa dikenal paling banyak dalam masyarakat di Pulau Jawa, Indonesia. Orang Sunda menyebutnya "gandaruwo" dan orang Jawa umumnya menyebutnya "gendruwo". [1] .
Habitat hunian kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar yang teduh atau sudut-sudut yang lembap sepi dan gelap. Menurut mitos, pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di daerah hutan seperti Hutan Jati Cagar Alam Danalaya, kecamatan Slogohimo, sekitar 60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari, Girimulyo di Kulon Progo, sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.

Wewe Gombel atau juga disebut Nenek Gombel adalah sebuah istilah dalam tradisi Jawa yang berarti roh jahat atau hantu yang suka menculik anak-anak, tapi tidak mencelakainya. Konon anak yang diculik biasanya anak-anak yang ditelantarkan dan diabaikan oleh orang tuanya. Wewe Gombel biasanya akan menakut-nakuti orang tua si anak atas sikap dan perlakuannya kepada anaknya sampai mereka sadar. Bila mereka telah sadar, Wewe Gombel akan mengembalikan anaknya.

Menurut cerita, mitos Wewe Gombel dipercayai digunakan untuk menakut-nakuti anak-anak agar mereka tidak berkeliaran di waktu malam hari. Sebab pada masa lalu, keadaan gelap gulita amat berbahaya karena hewan buas mungkin memasuki kawasan perkampungan dalam kegelapan malam. Oleh karena itu, Wewe Gombel diciptakan untuk menyelamatkan mereka dari ancaman tersebut. Wewe Gombel biasanya digambarkan dengan sosok wanita tua keriput dengan payudara yang terlihat panjang dan menggantung.
Nama Wewe Gombel dengan penggambaran umum seperti yang tertuis di atas mungkin juga bukan sekedar isapan jempol belaka, atau suatu analisis logis mengenai salah satu bentuk motivasi orang-orang dulu (tatanan masyarakat primodial) untuk mengantisipasi tindakan yang mengundang kebiasaan-kebiasaan buruk yang berpotensi melanggar aturan. Misalnya anak-anak yang seharusnya belajar di malam hari atau berkumpul bersama keluarga tapi malah bermain di luar rumah dan tanpa pengawasan orang. Cerita tentang adanya sosok Wewe Gombel secara turun temurun dan paralel menyebar ke berbagai individu yang sebagaian dari para individu itu mungkin juga secara sepihak mengarang definisi tambahan mengenai sosok Wewe Gombel, kemudian merebak ke segala arah dan dikomsumsi oleh banyak pihak. Konon katanya, Wewe Gombel berasal dari sebuah bukit di kawasan Gombel, Semarang. Dahulu, banyak orang mati di bukit itu akibat pembantaian di masa penjajahan Belanda.

Orang bunian atau sekedar bunian adalah mitos sejenis makhluk halus dari wilayah Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Berdasar mitos tersebut, orang bunian berbentuk menyerupai manusia dan tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggalkan penghuninya dalam waktu lama. Istilah ini dikenal di wilayah Istilah orang bunian juga kadang-kadang dikaitkan dengan istilah dewa di Minangkabau, pengertian "dewa" dalam hal ini sedikit berbeda dengan pengertian dewa dalam ajaran Hindu maupun Buddha. "Dewa" dalam istilah Minangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di wilayah hutan, di rimba, di pinggir bukit, atau di dekat pekuburan. Biasanya bila hari menjelang matahari terbenam di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang biasa dikenal dengan nama "masakan dewa" atau "samba dewa". Aroma tersebut mirip bau kentang goreng. Hal ini dapat berbeda-beda namun mirip, berdasarkan kepercayaan lokal masyarakat Minangkabau di daerah berbeda. "Dewa" dalam kepercayaan Minangkabau lebih diasosiasikan sebagai bergender perempuan, yang cantik rupawan, bukan laki-laki seperti persepsi yang umum di kepercayaan lain.

Selain itu, masyarakat Minangkabau juga meyakini bahwa ada peristiwa orang hilang disembunyikan dewa / orang bunian. Ada juga istilah "orang dipelihara dewa", yang saat bayi telah dilarikan oleh dewa. Mitos ini masih dipercaya banyak masyarakat Minangkabau sampai sekarang.

Siluman dalam berbagai cerita rakyat adalah makhluk halus yang tinggal dalam komunitas dan menempati suatu tempat. Mereka melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari layaknya manusia biasa. Mereka juga mengenal peradaban. Siluman dapat berasal dari manusia biasa yang kemudian meninggalkan alam kasar atau setelah orang meninggal ruhnya masuk dalam masyarakat itu, atau memang sudah merupakan makhluk halus sejak awalnya. Pertemuan antara manusia dengan siluman seringkali menjadi bagian dari cerita-cerita misteri yang digemari.
Siluman dikenal pula sebagai orang bunian dalam tradisi masyarakat Sumatera. Mitos tentang Kanjeng Ratu Kidul merupakan satu mitos tentang masyarakat siluman yang sangat dikenal orang-orang di Jawa, bahkan digunakan sebagai legitimasi kekuasaan raja-raja pewaris Mataram.
Beberapa mitos tentang siluman lain:
Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.
Leak di Bali kerap diidentikkan dengan prilaku jahat para penganut ajaran kiri atau pengiwa yakni berups kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut. Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian menghisap darah bayi yang masih di kandungan. Ada tiga leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki.
Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali.
Apabila seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati.
Topeng berwujud wajah menakutkan dengan taring mencuat dan lidah menjulur keluar disebut celuluk yang merupakan leak paling rendah nilainya di Bali.

Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.
Menurut etimologinya, kata Rangda yang dikenal di Bali berasal dari Bahasa Jawa Kuno yaitu dari kata Randa yang berarti Janda.[1] Rangda adalah sebutan janda dari golongan Tri Wangsa yaitu:
Sedangkan dari golongan Sudra disebut Balu dan kata Balu dalam bahasa Bali alusnya adalah Rangda.
Perkembangan selanjutnya istilah Rangda untuk janda semakin jarang kita dengar, karena dikhawatirkan menimbulkan kesan tidak enak mengingat wujud Rangda yang 'aeng' (seram) dan menakutkan serta identik dengan orang yang mempunyai ilmu kiri (pengiwa). Hal ini terutama kita dapatkan dalam pertunjukan-pertunjukan cerita rakyat. Dengan kata lain, ada kesan rasa takut, tersinggung dan malu bila dikatakan bisa neluh nerangjana (ngeleak). Sesungguhnya pengertian di atas lebih banyak diilhami cerita-cerita rakyat yang di dalamnya terdapat unsur Rangda. Cerita yang paling besar pengaruhnya adalah Calonarang.

Kuyang merupakan siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk mencari darah bayi atau darah wanita yang habis melahirkan. Makhluk ini dikenal masyarakat di Kalimantan. Kuyang sebenarnya adalah manusia (wanita) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi.
Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup sehari-hari sebagaimana orang biasa, namun biasanya ia mengenakan pakaian jubah. Pada malam hari kuyang akan terbang untuk mencari darah bayi atau darah persalinan untuk dihisap sebagai sarana menambah kekuatan ilmunya. Orang yang melihat kuyang terbang biasanya melihatnya seperti burung besar.
Untuk menghadapinya korban perlu menggunakan sapu ijuk atau memukulkan perabot rumah tangga seperti panci atau wajan.

Pelesit (bahasa Minangkabau: Palasik) menurut cerita, legenda atau kepercayaan orang Minangkabau dan Melayu adalah sejenis makhluk gaib. Menurut kepercayaan Minangkabau pelesit bukanlah hantu tetapi manusia yang memiliki ilmu hitam tingkat tinggi. Pelesit sangat ditakuti oleh ibu-ibu di Minangkabau yang memiliki balita karena makanan pelesit adalah anak bayi/balita, baik yang masih dalam kandungan ataupun yang sudah mati (dikubur), tergantung dari jenis pelesit tersebut.
Ilmu pelesit dipercayai sifatnya turun-temurun. Apabila orang tuanya adalah seorang pelesit maka anaknya pun akan jadi pelesit.
Pada umumnya pelesit bekerja dengan melepaskan kepalanya. Ada yang badannya yang berjalan mencari makan dan ada pula yang kepalanya yang melayang-layang mencari makan.
Jenis pelesit ada bermacam-macam. Menurut jenis makanannya pelesit dapat dibagi sebagai berikut:
  • Yang memakan bayi dalam kandungan sehingga bayi tersebut lahir tanpa ubun-ubun / mati dalam kandungan
  • Yang memakan bayi yang masih rapuh sehingga bayi tersebut sering sakit-sakitan / meninggal
  • Yang memakan mayat bayi yang sudah dikubur
Pelesit yang lepas kepalanya disebut pelesit kudung.

Jin (bahasa arab: جن Janna) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Bangsa Jin dahulu dikatakan dapat menduduki beberapa tempat dilangit dan mendengarkan berita-berita dari Allah, setelah diutusnya seorang nabi yang bernama Muhammad maka mereka tidak lagi bisa mendengarkannya karena ada barisan yang menjaga rahasia itu.
...dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang[1] barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya) (Al-Jin 9:72)
Asal pembentukan kata "jin" dari huruf 'jim' (ج) dan 'nun' (ن) menunjukkan makna tertutup, Syaikh al-Islam berkata: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan manusia."
Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).
Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah sifat dari setiap yang durhaka dari golongan jin dan manusia.
Dalam anggapan orang-orang sebelum Islam datang, Jin dianggap sebagai makhluk keramat, yang harus disembah dan dihormati. Orang orang pada masa tersebut menggambarkannya dalam bentuk patung sesembahan mereka.

Jenglot adalah figur berbentuk manusia yang berukuran kecil (sekitar 10-17 cm), berkulit gelap dengan tekstur kasar (seperti mumi), berwajah seperti tengkorak dan bertaring mencuat, serta memiliki rambut dan kuku yang panjang.[1][2][3] Jenglot ditemukan di beberapa wilayah di nusantara, misalnya Jawa,[1] Kalimantan,[2] dan Bali.[3][4] Jenglot dipercaya memiliki kekuatan mistis dan memakan darah manusia.[3][4] Masyarakat Indonesia meyakini jenglot sebagai makhluk yang memiliki kekuatan mistik dan dapat mengundang bencana.[1][3][4]
Secara sosio realistis jenglot merupakan binatang yang sangat lambat dalam bergerak hingga tak mungkin dapat bertahan hidup lama, jenglot hidup di hutan belantara penuh dengan pohon raksasa tempat persembunyiannya. jenglot hanya mampu keluar dimalam hari karena tak ada binatang buas dan manusia yang akan mengganggunya dan menyebabkan kepunahan. Dan dalam mitos jenglot dianggap memiliki kesaktian/kekuatan mistis seumpama dewa wisnu dengan sakti garuda dan siwa dengan sakti lembu (sakti=wahana/kendaraan/wadah/istri) Secara medis, jenglot didefinisikan sebagai bukan makhluk hidup setelah diteliti oleh tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.[5][6] Melalui foto sinar Rontgen, tidak ditemukan unsur tulang (sebagai penyangga organ mahluk hidup) namun hal yang mengejutkan justru diperoleh dari penelitian DNA lapisan kulit jenglot yang mengelupas.
Setelah diperiksa oleh Dokter Djaja Surya Atmaja dari Universitas Indonesia, ternyata lapisan kulit itu memiliki DNA mirip primata sejenis manusia. Akan tetapi, penyelidikan asal usul jenglot secara medis hanya dihentikan sampai di sana karena pemilik jenglot tidak mengizinkan jenglot dibedah, agar tidak ada hal buruk yang terjadi.[5][6]

Jailangkung adalah sebuah permainan tradisional Nusantara yang bersifat ritual supernatural. Permainan ini bersifat supernatural, umumnya dilakukan sebagai ritual untuk memanggil entitas supernatural. Media yang digunakan untuk menampung makhluk halus atau entitas supernatural yang dipanggil dalam permainan Jailangkung adalah sebuah gayung air yang umumnya terbuat dari tempurung kelapa yang didandani pakaian dan bergagang batang kayu.

Banaspati adalah sebutan bagi hantu yang memiliki wujud seperti api dan berelemen utama api. Bisa berwujud menyerupai manusia, juga sering ditemukan berbentuk seperti bola api. Hantu ini biasanya terbang rendah dari satu tempat ke tempat lain dengan kepala berada di bawah. Dikabarkan, hantu ini senang menghisap darah manusia sebagai makanannya. Sering ditemukan di daerah Jawa Tengah, Indonesia

Banaspati dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bagaimana cara mereka mencari mangsa. Jenis-jenisnya antara lain :
  • Banaspati geni
Banaspati geni adalah banaspati yang bersenyawa dengan udara. Maka, udara adalah sumber kekuatan utamanya. Apabila seseorang bertemu dengan banaspati geni dan dia takut, maka semakin dia takut semaki besar pula kekuatan banaspati geni dengan menagambil energi udara di antara orang yang takut untuk membuatnya menjadi api yang berkobar-kobar
  • Banaspati tanah liat
Banaspati ini gemar bersembunyi di hutan. Dikabarkan senang memangsa korbannya dengan cara menghisap darahnya sampai habis. Korban yang diincar adalah orang-orang yang tidak menapakkan tubuhnya dengan tanah. Maka, cara paling aman untuk tidak dimangsa oleh banaspati tanah adalah dengan berdiri di atas tanah tanpa menggunakan alas kaki.
  • Banaspati banyu biru
Banaspati banyu menghabisi korban yang berada di dalam air. Korban akan dibuat tenggelam setelah sebelumnya dihisap darahnya terlebih dahulu.

Peri adalah istilah yang sering digunakan pada cerita rakyat, dongeng, fiksi untuk menggambarkan mahluk yang memiliki kekuatan gaib yang kadang kala turut campur dalam urusan-urusan manusia[1][2]. Dalam bahasa Indonesia istilah peri sering digunakan dalam penerjemahan tokoh yang menggambarkan elf atau fairy (istilah dalam bahasa Inggris) dalam cerita fiksi maupun dongeng-dongeng dari Eropa. Pada kisah fiksi modern karakter Peri sering dipinjam dari versi aslinya dan digunakan dalam kisah fiksi fantasi masa kini dengan berbagai variasi penggambaran tergantung oleh penulis atau penciptanya.

Dalam bahasa Inggris awalnya nama fairy berasal dari kata elvish sejak sebelum tahun 1000 M[1] yang berarti bangsa peri. Dalam cerita-cerita rakyat mahluk gaib ini adalah ras yang sakti. Menurut akar kata Indo-Eropa kemungkinan namanya berasal dari albiz yang walaupun asal-usulnya tidak diketahui, merupakan kata turunan dari albho yang berarti "putih". Kata-kata inipun menjadi populer di antara orang kulit putih sehingga kini, di zaman modern, masih bisa ditemui keberadaannya sebagai nama panggilan dan nama keluarga seperti Ælfræd "Penasehat-peri" (Alfred), Ælfwine "Teman-peri" (Alvin), Ælfric "Pemerintah peri" (Eldridge), dan juga nama-nama wanita seperti Ælfflæd "kecantikan-peri"[3] . Nama peri juga dikaitkan dengan rambut yang saling terkait yang dipercaya membawa ketidak-beruntungan apabila kaitan tersebut dilepaskan [4].

Peri sering diceritakan memiliki bentuk mirip dengan manusia[1], seringkali juga dipercaya merupakan perupaan roh atau jin yang menjelma sebagai perempuan cantik yang senang mengganggu[5][6]. Di Eropa (Inggris) sekitar tahun 1592 oleh Shakespeare peri digambarkan sebagai siluman (sprite) atau menjelma sebagai wanita cantik bersayap (fairy)[1][2][3], di negara-negara Skandinavia dan menurut cerita-cerita kuno dari Eropa Utara penamaan peri juga diberikan pada mahluk-mahluk halus yang digambarkan sebagai mahluk metafisik, gaib atau jelmaan dari alam.
Peri juga sering diidentifikasikan sebagai mahluk-mahluk mitologis. Dalam penggambarannya cerita-cerita rakyat yang menggunakan istilah "peri" seringkali berbeda definisi tentang apa itu peri, di satu pihak nama ini seringkali dihubungkan dengan mahluk gaib seperti siluman namun pada kali lain peri digambarkan sebagai mahluk yang lebih nyata.
Wujud dan penampakan peri ini bermacam-macam, kali waktu digambarkan bahwa mereka memiliki tinggi seperti rata-rata manusia biasa dan kali lain digambarkan bahwa mereka ini berupa mahluk-mahluk kecil. Di Eropa peri dalam wujud "besar" dipercaya telah "dibicarakan" sejak sebelum tahun 1000 M[1], sedangkan wujud "kecil"nya mengikuti kemudian dengan membentuk rupanya sendiri berupa mahluk kecil baik yang bersayap maupun tidak, dan dipercaya muncul pada sekitar tahun 1250 - 1300M sebagai istilah turunan (dari bahasa Swedia alf, elfva)[1] yang kemudian diterjemahkan sebagai fairy (Inggris) yang berarti mahluk yang menyerupai manusia kecil[2]. Kadang peri digambarkan memiliki telinga panjang dan lancip, dan memiliki rambut yang panjang. Peri juga seringkali digambarkan dapat berubah wujud, atau mengambil wujud wanita cantik yang tiba-tiba bisa menghilang[7].

Peri baik dan peri jahat

Peri dapat digambarkan sebagai baik (membantu manusia) atau jahat. Dalam kisah dongeng dan cerita cinta peri digambarkan sering muncul sebagai mahluk penolong, mungkin cerita yang paling terkenal dalam penggambaran peri adalah cerita Cinderella yang pada saat kesulitan dibantu oleh ibu peri, ada juga cerita ikan mas[8] dari Jawa Barat yang tengah membantu anak baik hati yang sedang kesulitan, peri dapat mengambil perwujudan binatang seperti lutung saat menampakan diri pada Putri Purbasari[9]. Peri lain yang digambarkan baik hati adalah peri rumah yang tinggal bersama manusia. Dalam kisah "Tukang Sepatu dan Peri-Peri Kecil", kehidupan keluarga tukang sepatu terangkat karena dibantu pengerjaan sepatunya oleh peri-peri kecil yang keluar pada malam hari dan membuat sepatu. Pada kisah lain di Devon, seluruh desa dapat bermalas-malasan karena pekerjaan penjahit, tukang roti, hingga pembuat anggur dikerjakan oleh peri-peri kecil ini[10]. Namun tidak semua peri rumah digambarkan keluar pada malam hari, ada juga peri rumah yang keluar pada siang hari. Dalam salah satu kisah anak-anak dunia Childcraft, penulis Swedia menggambarkan peri rumah kecil yang keluar dari pintu kecilnya dan dengan kekuatan gaibnya mengecilkan tubuh anak penghuni rumah, yang kesepian karena ditinggal orang tuanya bekerja, untuk ikut bermain bersamanya[11].
Sementara peri jahat digambarkan sebagai penyebab tersesatnya seseorang dalam perjalanannya[1]. Peri juga seringkali digambarkan sebagai nakal (jahil dan iseng), entah kenakalan yang membawa kebaikan ataupun keburukan. Di Eropa anak kecil yang nakal dan sulit dikendalikan seringkali digambarkan sebagai "persis seperti peri kecil"[1]. Pada cerita dongeng Peter Pan peri kecilnya Tinkerbell digambarkan sebagai tokoh yang baik kepada Peter Pan dan jahat kepada Wendy karena cemburu.

Tempat tinggal

Penggambaran asal usul peri seringkali dihubungkan dengan sejenis/ kelas mahluk gaib seperti siluman, yang seringkali berasal dari daerah-daerah pegunungan[1]. Namun dalam perkembangannya peri digambarkan sebagai mahluk kecil yang dapat tidur diatas bunga, tinggal di hutan dan menjaga pohon-pohon sehingga disebut peri hutan, ataupun tinggal di dalam rumah bersama dengan manusia seperti tokoh peri rumah yang digambarkan dalam kisah Harry Potter.

Dalam legenda

Ciri umum dari peri adalah kemampuannya dalam menggunakan sihir untuk mengubah wujud. Emas peri sangat tidak bisa diandalkan, karena dia berwujud emas ketika digunakan sebagai pembayaran namun kemudian berubah menjadi daun, semak, kue, dan berbagai benda tak berguna lainnya.[12]
Ada juga legenda mengenai pemakaman peri. William Blake mengklaim pernah menyaksikannya. Allan Cunningham dalam bukunya, Lives of Eminent British Painters, mencatat klaim William Blake tersebut. Diceritakan bahwa Blake suatu malam di kebunnya melihat makhluk-makhluk seukuran belalang dengan warna hijau dan abu-abu, meletakkan sesosok tubuh di sebuah daun mawar dan menguburnya dengan nyanyian.
Peri kadang-kadang dipercaya sebagai makhluk yang usil pada manusia. Mereka membuat kusut rambut orang yang sedang tidur, mencuri benda-benda kecil, dan menyesatkan peneglana. Tuberkulosis juga kadang-kadang disebut disebabkan oleh peri, yang memaksa pria dan wanita muda untuk menari setiap malam.[13] Hewan (sapi, babi, bebek, dll) yang ditunggangi oleh peri bisa mengalami kelumpuhan atau menderita penyakit misterius.

Dalam banyak legenda, peri diceritakan sering menculik bayi (dan meletakkan changeling sebagai gantinya), pria muda dan wanita muda. Penculikan ini bisa terjadi sementara waktu atau bisa juga selamanya. Dalam Balada dari abad ke-19, "Lady Isabel and the Elf-Knight", diceritakan bahwa Isabel dibawa pergi oleh ksatria peri. Untuk menyelamatkan dirinya, Isabel membunuh sang ksatria peri.[14] Sementara balada "Tam Lin" menceritakan tentang Tam Lin yang hidup di antara para peri padahal dia adalah seorang "ksatria bumi".[14] Dalam puisi Sir Orfeo, diceritakan bahwa istri Sir Orfeo diculik oleh raja peri. Sementara puisi Thomas the Rhymer bercerita tentang Thomas yang harus menghabiskan tujuh tahun di dunia peri sebelum berhasil kembali ke dunia manusia.[15] Sedangkan dalam cerita Oisín, tokoh utamanya diculik dan berada di dunia peri, ketika dia berniat kembali, ternyata di dunia manusia waktu telah berjalan selama tiga abad.[16]
Cukup banyak kisah mengenai peri dan changeling, yaitu sesosok makhluk yang dtinggalkan oleh peri sebagai pengganti atas anak manusia yang merek culik.[17] Orang dewasa juga bisa diculik oleh peri; seorang perempuan yang baru saja melahirkan biasanya rawan diculik peri.[18] Dalam beberapa cerita, seseorang bisa diculik peri jika memakan makanan peri, seperti Persefone dan Hades. Sementara keadaan orang diculik peri berbeda-beda menurut beberapa kisah, beberapa menceritakan bahwa tawanan peri hidup bahagia sementara beberapa yang lainnya selalu merindukan kerabat lama mereka.[19]

Klasifikasi

Dalam cerita rakyat Skotlandia, peri dibagi menjadi Seelie Court, yaitu peri yang menguntungkan namun bisa berbahaya, dan Unseelie Court, peri yang jahat. Peri dari golongan Unseelie court sering mencari hiburan dengan cara melakukan sesuatu yang membahayakan bagi manusia.[20]
Pasukan peri merujuk pada para peri yang muncul dalam kelompok dan mungkin mendirikan pemukiman. Dengan definisi ini, peri biasanya dipahami dengan makna yang lebih luas, karena istilah ini juga bisa meliputi berbagai makhluk mistis yang terutama berasal dari Keltik; namun istilah ini bisa juga digunakan untuk menyebut makhluk yang serupa, msialnya Kurcaci atau Elf dari cerita rakyat Jerman. Lawannya adalah peri soliter, yakni peri tidak berhubungan dengan peri lainnya.[21]

Perlindungan

Ada beberapa benda yang dipercaya dapat menghindarkan dari gangguan peri. Yang paling terkenal adalah besi dingin sementara cara yang lainnya dianggap mengganggu bagi peri: memakai pakaian terbalik, mengalirkan air, bel (terutama bel gereja), tanaman St. John's wort, dan semanggi berdaun empat. Ada juga cerita yang saling bertentangan, seperti msialnya pohon Rowan yang dalam beberapa cerita adalah sakral untuk peri sementara dalam cerita lainnya merupakan benda perlindungan melawan peri. Dalam cerita rakyat Newfoundland, benda pelindung yang paling populer adalah roti. Roti diasosiasikan dengan rumah dan perapian, juga dengan industri dan pengendalian alam, sehingga kemudian dipercaya bahwa roti tidak disukai oleh peri.[22]
....dan oleh karena itu merupakan sebuah simbol kehidupan, roti adalah salah satu pelindung paling umum dalam menghadapi peri. Sebelum pergi menuju tempat yang dihuni peri, adalah biasa untuk menyiapkan roti kering dalam kantung.
Briggs (1976) hlm. 41




(sumber: wikipedia.org)