Saturday, December 27, 2014

12 tahun menjadi budak

Tahun 1841, Solomon Northup  adalah seorang negro yang telah merdeka yang bekerja sebagai tukang kayu dan pemain biola terampil, dan tinggal bersama istri dan dua anaknya di Saratoga Springs, New York. Pada suatu hari dua pria  menawarinya pekerjaan sebagai musisi dua mingguan, tetapi konyolnya mereka mencekoki Northup dengan minuman sampai mabuk dan ia terbangun dalam keadaan terantai, hendak dijual ke tempat perbudakan.
 
Northup dikirim ke New Orleans dan diberi nama "Platt", dengan identitas seorang budak pelarian dari Georgia. Setelah dipukuli berulang kali, ia akhirnya dibeli oleh seorang pemilik perkebunan bernama William Ford ). Northup berhasil menjalin hubungan baik dengan Ford, seorang master yang cukup baik hati. Di perkebunan Ford, Northup merintis jalur air untuk mengangkut kayu dengan cepat dan efektif ke seberang sungai, dan Ford menghadiahinya sebuah biola sebagai ungkapan terima kasih. Tukang kayu di perkebunan Ford yang rasis bernama John Tibeats membenci Northup, dan mulai berupaya melecehkannya secara verbal.

Ketegangan antara Tibeats dan Northup meningkat; Tibeats menyerang Northup, dan Northup melawan balik. Sebagai pembalasan, Tibeats dan teman-temannya berupaya untuk menggantung Northup di pohon, yang terjerat kesakitan selama berjam-jam. Ford menyatakan bahwa untuk menyelamatkan hidup Northup, ia harus dijual kepada Edwin Epps. Northup mencoba menjelaskan kepada Ford bahwa ia sebenarnya bukanlah seorang budak. Ford menanggapinya dengan berkata bahwa "ia tidak bisa mendengar hal ini" dan menyatakan "ia memiliki utang yang harus dibayar" sehubungan dengan harga pembelian Northup.

Epps percaya bahwa hak untuk menyiksa para budak diperbolehkan oleh Alkitab. Para budak diharuskan untuk memanen kapas setidaknya 200 pon perhari, kalau tidak akan dicambuki. Seorang budak perempuan muda bernama Patsey mampu memanen kapas lebih dari 500 pon perhari dan dipuji oleh Epps. Istri Epps cemburu dan seringkali menyakiti Patsey. Epps juga berulang kali memerkosa Patsey.

Epps mengira bahwa para budak yang baru dipekerjakan telah menyebabkan munculnya wabah cacing kapas, wabah yang menurutnya dikirim oleh Tuhan. Ia menyewakan para budak tersebut kepada perkebunan tetangga saat musim panen. Ketika bekerja di sana, Northup menerima kebaikan pemilik perkebunan, yang memberinya uang koin setelah bermain biola di sebuah perayaan ulang tahun pernikahan.
Setelah Northup kembali ke perkebunan Epps, ia memanfaatkan uang tersebut untuk membayar seorang pekerja kulit putih dan mantan pengawas perkebunan untuk mengeposkan suratnya kepada temannya di New York. Si pekerja kulit putih setuju untuk membantu Northup dan menerima uangnya, tetapi ia berkhianat dengan melaporkannya kepada Epps. Northup yang terdesak akhirnya mampu meyakinkan Epps bahwa laporan tersebut hanyalah kebohongan. Sambil menangis, Northup membakar surat yang hendak dikirimnya ke New York, satu-satunya harapannya untuk meraih kebebasan.

Penyiksaan terhadap Patsey semakin memburuk. Patsey ingin mati dan meminta Northup untuk membunuhnya, namun ia menolak. Suatu hari, Epps marah besar setelah mengetahui Patsey menghilang dari perkebunannya. Ketika Patsey kembali, Epps memerintahkan anak buahnya untuk menelanjangi dan mengikat Patsey di sebuah tiang; dihasut oleh istrinya, Epps memaksa Northup untuk mencambuk Patsey. Northup enggan mematuhi perintah Patsey, dan Epps akhirnya mengambil cambuk dari tangan Northup dan mencambuki Patsey dengan brutal.

Selama masa penyembuhan Patsey, Northup mulai bekerja membangun paviliun rumah Epps bersama seorang pekerja Kanada bernama Bass. Bass tidak disukai oleh Epps setelah ia mengungkapkan penentangannya terhadap perbudakan. Di sisi lain, Northup mulai memercayai Bass dan menceritakan mengenai penculikannya. Northup meminta Bass untuk membantunya mengeposkan surat ke Saratoga Springs. Dengan mempertaruhkan hidupnya, Bass setuju untuk melakukannya.

Suatu hari, perkebunan tempat Northup bekerja dikunjungi oleh sheriff setempat. Sheriff, yang datang bersama seorang pria lain dengan kereta kuda, memanggil Northup yang sedang bekerja. Sheriff mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Northup untuk mencocokkan jawabannya dengan fakta-fakta kehidupannya di New York. Northup mengenali pria lain yang datang bersama sheriff sebagai penjaga toko yang ia kenal dari Saratoga. Pria tersebut ternyata datang untuk membebaskannya, dan keduanya berpelukan. Meskipun Epps menghalangi dan Patsey menangisi kepergiannya, Northup bergegas meninggalkan perkebunan.

Setelah diperbudak selama 12 tahun, Northup kembali menjadi manusia bebas dan kembali ke keluarganya. Pada kredit penutup, dituturkan mengenai ketidakmampuan Northup dan kuasa hukumnya dalam menuntut orang-orang yang bertanggung jawab atas penculikan dan perbudakan terhadap dirinya, serta misteri seputar kematian dan pemakaman Northup.
(dikutip dari kisah nyata: 12 Years a Slave)

No comments:

Post a Comment