Malam telah larut. Rohim berjalan
tergesa-gesa. Pemuda tanggung itu sesungguhnya enggan pulang malam itu.
Namun karena mendapat kabar mengenai ibunya yang sakit, terpaksalah ia
pulang. Untuk menghemat waktu Rohim memotong jalan. Saat melewati
belakang rumah Mpek Tong Seng, pemuda itu melihat seekor anjing. Namun
ketika angin bertiup, awan pun menyingkir, cahaya bulan menerangi,
tampaklah olehnya seekor babi, keheranannya timbul. Betapa terkejutnya Rohim, babi dilihatnya
amat besar, nyaris sebesar anak kerbau. Lekas pemuda berteriak-teriak
menghalau. Babi itu pun lari. Melihat binatang itu lari, timbul
keberanian Rohim. Dengan sebatang kayu ia mengejar babi itu. Namun Rohim
kembali terperanjat, saat di kelokan, babi itu tiba-tiba lenyap begitu
saja. Tanpa ampun pemuda itu lari pontang-panting. Berulang kali ia
jatuh bangun, tersandung-sandung.
Esok harinya seisi kampung geger. Kisah Rohim telah menjalar ke
mana-mana. Semua orang ramai membicarakannya. "Yang dilihat si Rohim itu
pastilah babi ngepet", ujar Wak Modin.
"Babi apa wak?" tanya si Pepeng tercengang.
"Babi ngepet", ujar Cang Merebot sok tahu, "itu babi yang bisa nyolong uang".
"Ha, masa sih babi mencuri uang", si Kucay terkekeh, "Apakah babi itu hendak ke pasar membeli beras?"
"Dasar. Elu itu anak ingusan", gerutu Cang Merebot gusar.
"Babi ngepet itu, bukanlah babi sungguhan", Wak Modin menuturkan, "Ia
sesungguhnya manusia yang menjelma menjadi babi jadi-jadian".
"He ajaib sekali", seru si Pepeng takjub, "Lalu untuk apa ia menjelma menjadi babi?"
"Ya untuk mencuri uang !" bentak Cang Merebot. Makanya, dengar dulu kalau orang tua ngomong!".
Si Pepeng tersipu-sipu, sementara si Kucay terbahak. Wak modin pun
melanjutkan kisahnya. "Benar, dengan menjelma menjadi babi, ia dapat
mencuri uang. Ia hanya perlu menggesek-gesekan badannya ke dinding rumah
orang, maka uang milik orang itu akan berpindah secara gaib ke rumah si
babi itu".
"Astaga", si Kucay menggeleng-gelengkan kepala, "Bagaimana caranya ia mengubah diri menjadi babi?"
"Emang elu mau jadi babi ngepet yah?" sela si Pepeng.
"Diam lu", si Kucay gusar, "Ayolah wak, lanjutkan saja ceritanya".
"Menjadi babi ngepet itu tak mudah", lanjut Wak Modin, Modin gusar".
"Hahaha", Cang Merebot dan si Pepeng tergelak. "Benar lu Peng, dia ingin menjadi babi ngepet".
Si Kucay terdiam dengan wajah merah padam. Wak Modin kembali bercerita,
"Orang yang pergi ke gunung itu harus bersama istrinya. Sebab istrinya
nanti yang akan membantunya menjadi babi ngepet. Di gunung itu keduanya
menemui kuncen. Kepada kuncen mereka menyerahkan sesajen dan uang.
Kuncen menanyakan apakah keduanya siap menanggung segala akibatnya.
Apabila siap, maka kuncen akan melakukan permohonan pada arwah penghuni
gunung itu.
Ada pun syarat menjadi babi ngepet itu adalah, mereka harus memberikan
tumbal berupa nyawa manusia. Manusia itu haruslah seorang kerabat dekat
atau kalau perlu anak kandung kedua orang itu. Jika syarat tak dipenuhi,
maka orang itu sendirilah yang akan menjadi tumbal.
Setelah kuncen melakukan permohonan, maka ia akan memberikan sebuah
rompi kepada orang yang meminta itu. Dengan rompi itu orang akan menjadi
babi. Kedua orang itu pun pulang dengan membawa rompi gaib itu. Pada saat-saat yang ditentukan, orang itu akan mengenakan rompinya. Ia
pun berubah menjadi babi. Ia lalu pergi mendatangi rumah-rumah orang
kaya. Ia mencuri uang orang-orang itu.
Sementara di rumahnya istrinya berjaga. Ia menunggui sebatang lilin
yang menyala. Apabila api lilin tetap tenang, artinya suaminya aman.
Namun jika api lilin itu meliuk-liuk, itu pertanda suaminya sedang dalam
bahaya. Istrinya harus segera memadamkan api itu. Dengan demikian
suaminya akan lenyap dari pandangan orang yang mengejarnya.
Apabila si isteri lalai, maka suaminya bisa saja tertangkap oleh orang
yang memergokinya. Jika ia dibunuh, maka api lilin itu akan padam dengan
sendirinya". Wak Modin mengakhiri kisahnya.
** Babi ngepet adalah mahluk dalam
legenda masyarakat
Indonesia yang bercerita tentang
siluman babi. Beberapa mitos menceritakan tentang babi ngepet yang merupakan orang yang ingin kaya dengan cara mengambil
pesugihan
babi. Saat akan "beraksi", si tuan harus mengenakan jubah hitam untuk
menutupi tubuhnya. Dan nanti, secara ajaib, si tuan akan berubah menjadi
babi. Orang yang satu lagi harus menjaga
lilin
agar tidak goyang apinya. Apabila api lilin sudah mulai goyang, artinya
orang yang menjadi babi itu mulai dalam bahaya. Tugas si penjaga lilin
adalah mematikan lilinnya agar si babi dapat berubah kembali menjadi
manusia biasa. Babi ngepet biasanya mengambil
uang dengan cara menggesek-gesekkan tubuhnya di pintu lemari, dsb.