Wednesday, June 29, 2016

Keliling Dunia Dibayari Kekasih Onlinenya

Mungkin ini kedengarannya tak masuk diakal tetapi kenyataannya apa yang ada cerita ini sungguhan memang benar adanya.

Bagi kebanyakan orang keliling dunia mungkin jadi mimpi hampir semua orang. Apalagi keliling dunia itu tanpa sedikitpun mengeluarkan uang pribadi selama bepergian.. Namun kenyataannya  tak semua orang bisa beruntung bisa menikmati dan merasakan pengalaman untuk bisa pergi keluar negeri, atau bahkan berkeliling dunia.

Tuesday, June 28, 2016

Sejarah Masjid Luar Batang, Jakarta

Masjid luar batang terletak di kampung Luar Batang dan didirikan oleh Al Habib. Terletak di Jl. Luar Batang V No. 1 RT 004 RW 03 Kampung Luar Batang. Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta. Masjid berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Pada mulanya bangunan ini hanya berupa musholla yang digunakan Al Habib untuk menyebarkan agama Islam dan sekaligus tempat pengajian. Selain bangunan masjid juga terdapat makam keramat yaitu makam keramat pendiri masjid Luar Batang Sayid Husein bin Abubakar Alaydrus yang wafat pada 29 Ramadhan 1169 H atau 24 Juni 1756 M. Pada mulanya makam ini berada di samping musholla, namun karena pembangunan dan perluasan masjid, maka makam ini kemudian menjadi berada di dalam masjid Luar Batang.

Monday, June 27, 2016

Asikalaibineng, Kitab Kamasutra Orang Bugis

PADA malam sebelum hari pernikahannya, Hariyadi menerima pertanyaan dari seorang tetua. “Kau sudah bisa mengelilingi dapur tujuh kali, kah?” Sambil berkelakar pemuda 28 tahun itu menjawab, “Jangankan tujuh kali, 20 kali dan angkat dapur pun bisa.” Maka mulailah ritual itu.

Hariyadi lantas digiring masuk ke kamar, berdua saja dengan tetua itu. Dalam tradisi di Luwu, Sulawesi Selatan, adegan itu dikenal dengan nama makkandre guru (belajar). Si calon pengantin akan diberi wejangan tentang bagaimana menggauli, memperlakukan, dan merawat istrinya.

Seberapa Mahalkah Meminang Gadis Bugis?

PADA suatu malam di Sorowako, seorang pemuda menceritakan perjalanan cintanya selama enam tahun yang harus kandas karena biaya pernikahan. Keluarga pihak perempuan meminta syarat uang panaik sebanyak Rp120 juta. Sementara si pemuda hanya mampu Rp80 juta.

Fenomena ini menghantui pemuda dan pemudi di Sulawesi Selatan. Laki-laki harus bekerja keras mengumpulkan uang lalu diserahkan kepada pihak perempuan. Biasanya, pernikahan dengan uang panaik antara Rp5 juta hingga Rp15 juta, dianggap tidak bergengsi. Maka pesta pernikahan pun akan dilaksanakan dengan sederhana.

Seorang pemuda lain, Fajar Thalib memandang uang panaik yang dibebankan pada laki-laki cukup membebani, namun pemicu semangat. “Jadi ada usaha besar dalam mencari pekerjaan yang layak dan menghasilkan sejumlah uang. Jadi sebelum menikah, laki-laki tak berpikir bagaimana kehidupan kedepan, tapi berpikir menyelamatkan uang panaik,” katanya.
Guru Besar Antropologi Universitas Negeri Makassar, Ima Kesuma mengatakan, tingginya uang hantaran di masyarakat Bugis sudah berlangsung sejak lama. “Uang panaik itu untuk menunjukkan gengsi dan kekuatan ekonomi pihak laki-laki,” katanya. “Ingat perempuan di Bugis adalah aset. Ia melambangkan kesuburan dan kehidupan.”

Pada masa lalu, kata Ima, anak-anak perempuan di tempatkan di lantai dua rumah. Tempat di mana beras dan sumber makanan disimpan. Sementara anak laki-laki di bagian tengah rumah. “Ini menunjukkan bagaimana perempuan Bugis itu dijaga dengan baik. Maka ketika hendak menikah, calonnya harus benar-benar matang secara ekonomi,” katanya.

Rentetan prosesi pernikahan masyarakat Bugis, dilakukan beberapa tahap. Ma’manuk-manuk dimana pihak laki-laki melakukan kunjungan ke pihak perempuan untuk menyatakan maksud perjodohan. Mappassio atau melaksanakan pertunangan. Kemudian lamaran. Akhirnya pernikahan.

Uang panaik atau dui menre, adalah uang hantaran yang diserahkan pihak laki-laki pada keluarga mempelai perempuan. Besarannya ditentukan saat prosesi lamaran. Pihak keluarga mempelai laki-laki akan menyampaikan kesanggupan dan mendiskusikannya bersama pihak mempelai perempuan. Tak jarang, di saat seperti ini terjadi debat.

Secara harfiah uang panaik adalah uang naik. Pada masa lalu uang hantaran tersebut diserahkan dengan menaiki anak tangga karena rumah-rumah Bugis kebanyakan rumah panggung. Tujuan uang hantaran ini untuk membiayai pesta pernikahan mempelai perempuan. Meskipun biasanya besaran uang itu tidak selalu menutupi biaya keseluruhan pesta.

Namun, kata Ima, pada prinsipnya masyarakat Bugis memegang prinsip eppa sulappa (empat sisi) dalam menentukan calon mempelai pengantin, yaitu pendidikan, akhlak, pekerjaan dan status darah atau keturunan. “Saya kira tiga yang utama adalah pendidikan, akhlak, dan pekerjaan,” katanya.

Sementara itu, Susan Bolyard Millar dalam Perkawinan Bugis menuliskan, tradisi uang panaik menjadi penanda status yang boros, bersifat pamer dan agresif. “Dalam setahun, sepasang suami istri yang sedang mencapai masa jaya akan siap mengawinkan anak laki-laki mereka yang paling menjajikan, yang cukup layak dipasangkan dengan wanita berstatus lebih tinggi dengan jumlah uang belanja yang lebih tinggi,” tulisnya.

Christian Pelras dalam Manusia Bugis juga menjelaskan, pernikahan di masyarakat Bugis dikenal dengan istilah siala (saling mengambil satu sama lain). Pasangan mempelai ini, walaupun dalam status sosial yang berbeda akan menjadi mitra, sebagai sebuah persekutuan dan penyatuan dua keluarga. Yang juga ditempuh dalam dua sahabat atau mitra usaha. “Dengan kata lain, perkawinan adalah cara terbaik membuat orang lain menjadi ‘bukan orang lain’,” tulis Pelras.

Hal itu jugalah yang diyakini Ima, di mana terdapat istilah dalam masyarakat Bugis, tellu cappa (tiga cara dalam berdiplomasi). Ujung pertama adalah lidah yakni diplomasi dilakukan dengan cara berdialog. Diplomasi kedua adalah ujung kelamin atau dengan kata lain upacara pernikahan. Dan diplomasi terakhir jika tak ada jalan lain adalah ujung badik, pertumpahan darah.

Diplomasi menggunakan tahapan pernikahan adalah hal lumrah yang dilakukan sejak masa kerajaan. Kerajaan-kerajaan kecil menyerahkan anak gadis mereka untuk dinikahi oleh bangsawan atau raja dari kerajaan berkuasa. “Jika sudah demikian, maka kerajaan bawahan tentu akan menaikkan status dan derajatnya, karena telah memiliki hubungan darah dengan kerajaan besar,” katanya.
(HistoriA)
 

Thursday, June 16, 2016

Trik-trik jitu melamar pekerjaan

Syarat utama bagi seseorang yang ingin bekerja baik di perusahaan atau instansi pemerintah salah satunya adalah dengan membuat lamaran kerja, disamping pendidikan atau keahlian yang dimiliki oleh si pelamar tersebut. Berikut ini salah satu cara yang mungkin bisa di pakai bila anda inging melamar pekerjaan.

Usahakan untuk menyusun CV berisi narasi kehidupan profesional Anda, bukan daftar generik.
Buatlah setiap CV atau resume sesuai dengan pekerjaan dan perusahaan tertentu yang Anda tuju agar tampak punya pengetahuan dan benar-benar tertarik.
Penari salsa William Sjögren, contohnya, berkreasi ketika melamar pekerjaan. Ia membuat rekaman video tentang dirinya dan pasangannya menari.
Di punggung mereka ditempelkan kertas-kertas berisi informasi relevan. Meskipun cara tersebut mungkin tidak menarik perhatian sebagian besar manajer, tentu saja cara itu membuat lamaran unik.

Pada saat melakukan wawancara berpenampilanlah sedikit berbeda dari 'saingan' anda, tentu saja anda harus berpenampilan sopan.

Penekanan dalam berkomunikasi dengan pewawancara harus komunikatif, usahakan seolah-olah anda berbicara dengan teman dekat agar suasana terlihat santai dan akrab.

Jangan berlebihan dalam mempromosikan diri anda kepada pewawancara. Jawab semua pertanyaan dengan jujur dan tegas. 

Beri ilustrasi seperlunya seandainya anda bekerja diperusahaan tersebut. Anda juga harus terlihat energik dan bersemangat dalam memberikan paparan bilamana anda bekerja di perusahaan tersebut.
Selamat mencoba semoga berhasil.
 

Kisah seorang mantan Pecandu Narkoba

Malam itu, seusai mengonsumsi berbagai jenis narkoba, SL berhalunisasi. Ia sempat teringat nasib istri dan masa depan keluarganya, namun rekan-rekannya terus datang dan menghubungi, membuatnya tak kunjung lepas dari narkoba.
 
SL kemudian menyadari, faktor utama dirinya terjerumus adalah uang. Dalam kondisi setengah sadar, uang kertas sebanyak Rp 16 juta ia keluarkan dari lemari, lalu dibakarnya.
Setelah itu, sistem syaraf pusatnya terganggu hingga membuatnya pingsan. Pihak keluarga yang mencium asap itu langsung mendobrak kamar SL, dan membawanya ke Pondok Rehabilitasi Narkoba Al-Barokah Manggar, Balikpapan.

"Saya tahunya sudah ada di pondok ini. Setelah saya bakar uang Rp 16 juta hasil dari menjual narkoba saya langsung pingsan dan dibawa ke sini (pondok)," ujar SL bercerita usai mengikuti kegiatan rutin rehabilitasi, shalat, dan zikir di Pondok Al-Barokah, belum lama ini. Ia mengungkapkan, selama belasan tahun menjadi pengguna narkoba dan menjadi bandar di kawasan Balikpapan dan Kutai Kartanegara. "Sampai sekarang mereka yang dulu jadi kurir dan pelanggan saya masih sering datang ke rumah. Nawarin barang (narkoba), bahkan gratis," ungkapnya. Padahal, kata SL, dirinya sudah berhenti sejak 2007. Di puncak masa candunya, SL mengaku seperti gila. Sering senyum dan bicara sendiri.

"Pokoknya hampir gila kena narkoba. Dari jadi pemakai, kurir, sampai bandar," katanya.
Sampai saat ini SL mengaku bersalah karena teman-teman yang dulu menjadi pengedar narkobanya masih bergelut dengan barang haram tersebut, bahkan di antaranya menjadi bandar.

"Saya kan pernah coba semuanya, mulai dari ganja, putaw, inex, sabu-sabu," ujarnya.
Sebagai bentuk penyesalan, lanjut dia, coba mengajak beberapa rekannya yang dulu pernah ia ajak mengedarkan narkoba untuk melakukan rehabilitasi di pondok.
"Saya bujuk mereka sampai akhirnya ada dua orang yang mau ikut," ujarnya yang diiyakan Habib Abdul Wahid selaku pimpinan Pondok Al-Barokah.
Karena narkoba, rumah tangga SL juga hancur, sang istri menceraikannya. Perlahan ia bangkit, bahkan jauh lebih baik.
"Saya sudah nikah lagi, sudah punya anak. Usaha dagang saya juga lancar, alhamdulillah istri juga tidak mempermasalahkan masa lalu saya," ungkapnya.
 
Berbeda dengan SL, AR yang telah menjadi pemakai dan bandar narkoba selama 15 tahun mengawali taubatnya saat mencari rokok dan makan.

"Setelah terjerumus narkoba di Jakarta dan pulang ke Balikpapan, saya makin banyak pakai dan mengedarkan bermacam narkoba," ujar laki-laki yang mengonsumsi narkoba sejak usia 19 tahun ini.
Selama tinggal di kawasan Manggar, warga yang tahu kelakuan buruknya tersebut memperlakukannya seperti penjahat. Apalagi ketika itu AR tidak memiliki pekerjaan, selain menjual narkoba. Perlahan ia mulai melepaskan diri, tak lagi menjadi bandar, meski tetap tak bisa mudah lepas dari narkoba.
"Itu kan masih pakai narkoba tapi gak punya uang. Akhirnya saya datang ke pondok ini, pura-puranya mau ikut zikir. Padahal cari rokok dan makan," katanya sambil tertawa kecil.
Setelah sempat keluar masuk pesantren, akhirnya AR mendapat hidayah. Habib terus melakukan pendekatan agar mau bertaubat. "Ada tiga tahun juga sampai akhirnya dia (AR) bisa lepas dari narkoba," ujar Habib.

Selain terbebas dari narkoba, AR terbilang sukses dalam pekerjaannya. Beberapa tahun lalu ia diajak saudaranya untuk bekerja di sebuah perusahaan konstruksi asal Jepang di Balikpapan. Namun setelah menyelesaikan tugas itu, pihak pimpinan perusahaan tersebut kembali memanggilnya untuk menjadi supervisor.

"Awalnya diajak saudara. Tapi setelah itu pimpinannya langsung manggil saya, minta saya jadi supervisor," katanya.
Sekitar dua tahun lalu, AR pun dikirim selama satu tahun ke Afrika Selatan untuk mengerjakan proyek konstruksi.
"Di Afrika saya satu tahun, bangun konstruksi juga, dikirim sama perusahaan ke sana. Agar tidak terjerumus lagi ke narkoba, selama di sana saya tetap komunikasi dengan Habib, jadi merasa termotivasi dan terpantau," ungkapnya.
Habib mengatakan, AR mulai bergabung tahun 2002 dan ikut membangun pondok hingga menjadi tempat rehabilitasi narkoba pada 2004.
"Dia juga yang membangun pondok ini sampai seperti ini. Dulu kan pondok biasa, kecil, dan kita sempat pindah-pindah. Jadi pagar dan beberapa bangunan ini dia (AR) yang bangun, sekarang sudah sukses dia berkerja," kata Habib.

Sementara itu WT, pria asal Samarinda yang pernah menjadi pemakai dan bandar selama 18 tahun mengisahkan, awalnya sempat over dosis (OD) hingga koma selama tiga hari.
"Selama 18 tahun terjerumus narkoba hidup jadi sia-sia. Jauh dari keluarga, jauh dari teman, barang-barang habis, termasuk jodoh," ujar laki-laki kelahiran 34 tahun lalu itu.
Ketika itu, kata WT, mendapat uang yang lumayan banyak. Kemudian langsung menghabiskannya untuk membeli berbagai macam narkoba lebih dari biasanya. Akhirnya ia tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit.
"Lagi ada duit banyak, saya campur banyak, apa saja. Tiba-tiba nggak sadar, di rumah sakit," katanya sambil menunjukkan rekaman video saat di rumah sakit.
Dalam video dan foto tersebut, tampak WT tak sadarkan diri. Selang infus terpasang di tangan dan hidung. "Kakak saya yang ambil rekaman ini," katanya.
Alasan lain yang menguatkan dirinya meninggalkan narkoba, lanjut WT, adalah keluarga. "Pas sadar, saya lihat keluarga kumpul, dan ada yang menangis," ungkapnya. (yns/m10/dep)


 

Morfin

Morfina atau yang lebih dikenal dengan Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfina bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Efek samping morfina antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfina juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfina menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien ketergantungan morfina juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
Kata "morfina" berasal dari Morfeus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.

Morfin (INN) (diucapkan / n mɔrfi ː / ) ( MS T'rusk , MSIR , Avinza , Kadian , Oramorph , Roxanol , Kapanol ) adalah potensial candu analgesik obat dan dianggap sebagai prototipikal opioid . Hal ini ditemukan pada 1804 oleh Friedrich Sertürner , pertama didistribusikan oleh Friedrich Sertürner pada tahun 1817, dan komersial pertama dijual oleh Merck pada tahun 1827, yang pada waktu itu sebuah toko kimia kecil. Itu lebih banyak digunakan setelah penemuan jarum suntik pada tahun 1857. Ini mengambil nama dari Tuhan Yunani mimpi Morpheus ( Yunani : Μορφέας ).

Morfin adalah paling banyak mengandung alkaloid yang ditemukan di opium , getah kering (lateks) yang berasal dari hasil getah irisan biji mentah opium, atau dinamakan, poppy, Papaver somniferum . Morfin adalah pemurnian pertama dari sumber tanaman dan merupakan salah satu dari sedikitnya mengandung 50 macam alkaloid dari beberapa jenis dalam opium, Poppy Straw Konsentrat , dan turunan opium lainnya.
Morfin umumnya 8 sampai 17 persen dari berat kering opium, walaupun khusus dibesarkan kultivar mencapai 26 persen atau menghasilkan morfin sedikit sekali, di bawah 1 persen, mungkin turun menjadi 0,04 persen. Varietas yang terakhir, termasuk 'Przemko' dan Norman 'kultivar' dari opium poppy, digunakan untuk menghasilkan dua alkaloid lain, tebain dan oripavine , yang digunakan dalam pembuatan-sintetik dan semi sintetik opioid seperti oxycodone dan etorphine dan beberapa jenis obat.

( P. bracteatum ) tidak mengandung morfin atau kodein, atau lainnya narkotika fenantrena tipe, alkaloid. Spesies ini lebih merupakan sumber tebain . Terjadinya morfin di lain papaverales dan Papaveraceae , serta pada beberapa jenis hop dan murbei pohon belum dikonfirmasi. Morfin diproduksi paling dominan di awal siklus hidup tanaman. Melewati titik optimum untuk ekstraksi, berbagai proses di pabrik memproduksi kodein, tebain, dan dalam beberapa kasus jumlah diabaikan hidromorfon, dihydromorphine , dihydrocodeine , tetrahydrothebaine, dan xanax (senyawa ini agak disintesis dari tebain dan oripavine). Tubuh manusia memproduksi endorphines , yang neuropeptida , dengan efek yang sama.

Dalam pengobatan klinis, morfin dianggap sebagai standar emas, atau patokan, dari analgesik digunakan untuk meringankan penderitaan berat atau sakit dan penderitaan . Seperti opioid lain, misalnya oksikodon (OxyContin, Percocet, Percodan), hidromorfon (Dilaudid, Palladone), dan diacetylmorphine ( heroin ), morfin langsung mempengaruhi pada sistem saraf pusat (SSP) untuk meringankan rasa sakit . Morfin memiliki potensi tinggi untuk kecanduan , toleransi dan psikologis ketergantungan berkembang dengan cepat, meskipun Fisiologis ketergantungan mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk berkembang.