Nama samarannya adalah Jenny-- pertama kali mendapat bayaran untuk melakukan hubungan seks, adalah ketika ia berusia 18 tahun. Itu dilakukannya di dalam mobil orang asing, di pinggir jalan yang sepi.
Sekitar
setahun kemudian, sebagai mahasiswi, ia memutuskan untuk "bersikap
serius" dengan mendaftarkan diri pada sebuah situs layanan perempuan
panggilan.
Jenny sekarang berusia 22 tahun, namun ia masih memilih untuk
mencari nafkah dengan melakukan hubungan seks dengan orang tak dikenal,
tapi dia "selalu waspada" setiap kali melayani pelanggan.
Jenny setuju untuk menceritakan kisah hidupnya sebagai mahasiswi pekerja seks, dengan syarat nama aslinya dilindungi.
Lima persen
Hasil sebuah penelitian yang digolongkan terbesar untuk masalah ini, yang pernah melihat ke masalah baru saja diterbitkan. Temuannya antara lain, lima persen mahasiswi mengaku mereka telah bekerja di industri seks. Itu mencakup antara lain model foto, model web cam, tari telanjang dan pelacuran.
Jenny mengaku tak ada hal khusus yang mendorongnya untuk memutuskan jadi seorang pekerja di bidang prostitusi. "Kalau
saya pikir hal ini merendahkan, saya tak akan melakukannya. Saya tidak
menganggapnya begitu, dan ya, saya punya selera juga tentang hidup yang
enak."
"Sewa apartemen saya sangat mahal, dan saya tak mau minta uang pada orang tua saya."
Tidak berprasangka
Meskipun Jenny menyebut-nyebut tentang "hidup yang enak," dia mengaku sadar akan risiko berhubungan seks dengan orang asing.
"Saya tidak takut pada laki-laki, (tapi) saya tidak mempercayai mereka. Jadi saya selalu waspada."
"Kadang-kadang mereka seperti penuh tipu daya, jadi saya akan menaruh tas dekat saya dan keluar secepat mungkin.
"Tetapi kebanyakan sih sangat aman."
"Banyak
pria yang secara fisik lebih besar dan lebih kuat dari saya. Saya tidak
berprasangka mereka akan menekan badan saya dan memaksa saya untuk
melakukan hal-hal yang saya tidak mau.
"Saya tidak pernah merasa bahwa misalnya mereka akan memperkosa saya atau apa."
Pilihan mudah
Hukum
prostitusi di Inggris tergolong rumit. Jika ada dua orang dewasa setuju
untuk melakukan seks dengan imbalan uang, itu legal. Tetapi membuka
rumah bordil, iklan layanan seks atau mendorong orang lain agar
memberikan jasa seks komersial, tergolong ilegal.
Jenny mengatakan ia tak bisa lagi menghitung jumlah laki-laki yang
pernah tidur dengannya. Menurut dia jumlahnya bisa "antara 300 dan 1.000
orang."
Dia mengaku tahu risiko kesehatan akibat tidur dengan begitu banyak orang.
"Saya
dites darah setiap tiga bulan. Saya tidak pernah berhubungan seks tanpa
kondom dengan mereka (klien) kendati sering diminta, namun saya tak mau
ambil risiko."
Jenny berpikir bahwa, seperti juga baginya, uang
adalah faktor pendorong bagi sebagian besar mahaiswi yang bekerja di
industri seks.
"Seks sudah lebih diterima oleh masyarakat.
"Kita
bisa mendapatkan uang dalam jumlah besar secara cepat, saya pikir
banyak perempuan muda melihatnya sebagai pilihan yang mudah."
(dikutip dari: BBC)
No comments:
Post a Comment