Saturday, June 11, 2016

Sejarah Gedung Linggarjati Kuningan

TAHUN 1918
Di lokasi yang kini menjadi Gedung Perundingan Linggarjati pada tahun 1918 berdiri sebuah gubuk milik Ibu Jasitem

TAHUN 1921
Gubug tersebut beralih tangan ke seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Tersana dan dirombak menjadi bangunan permanen.

TAHUN 1930
Bangunan permanen tersebut berpindah kepemilikan dan dijadikan rumah tinggal seorang berkebangsaan Belanda Mr. Jacobus (Koos) Van Johannes.

TAHUN 1935
Rumah tinggal Mr. Van Johannes dikontrak oleh Theo Huitker untuk dijadikan Hotel yang bernama "Rustoord".

TAHUN 1942
Ketika Jepang memasuki wilayah Hindia Belanda, Belanda menyerha tanpa syarat yang mengakibatkan berpindah tangannya wilayah Nustantara dari Belanda ke Jepang, tidak terkecuali wilayah Kuningan. Hotel Rustoord diganti namanya menjadi Hotel "Hokayryokan".

TAHUN 1945
Pada tanggal 17 Agustus Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Bara Nasionalisme menjalar ke seluruh penjuru Nusantara. Hotel Hokayryokan pun berubaha namanya menjadi Hotel Merdeka.

TAHUN 1946
Ketika pihak Belanda dan Indonesia sepakat untuk melakukan perudingan, maka dicarilah tempat yang harus disepakati bersama untuk diadakan perundingan. Pihak Belanda menolak berunding bila Jogjakarta karena kekuatan RI ada di sana, sebaliknya Soekarno-Hatta menolak bila didakan di Jakarta karena tentara Belanda banyak di sana.

Atas usulan Ibu Maria Ulfah, Menteri Sosial Pertama RI, dipilhalah Linggajati, kawasan peristirahatan di Kuningan sebagai tempat perundingan. Selain tidak jauh dari Jakarta dan masih berada di wilayah kekuasaan RI, suasana Kuningan yang sejuk dan nyaman memberikan nilai tambah sebagai tempat perundingan.

Pada tanggal 11-13 November diadakan Perundingan Liggarjati antara Pemerintah Indonesia ddan Pemerintah Belanda yang menghasilkan Naskah Linggarjati sehingga gedung ini sering disebut GEDUNG PERUNDINGAN LINGGARJATI.

TAHUN 1948-1950
Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan agresinya yang ke-2, dimana Belanda berhasil merebut Jogjakarta dan menawan para pemimpin Republik. Pada masa-masa Agresi Militer ke-2 gedung Linggarjati dijadikan markas oleh Belanda.

TAHUN 1950-1975
Gedung Linggajati dijadikan Sekolah Dasar Negeri Linggarjati

TAHUN 1975
Bung Hatta dan Ibu Sjahrir berkunjung dengan membawa pesan bahwa gedung ini akan dipugar oleh Pertamina, tetapi usaha ini hanya sampai pembuatan bangunan Sekolah untuk SDN Linggarjati

TAHUN 1976
Pemerintah menyerahkan gedung ini kepada Departemen Penidikan dan Kebudayaan untuk dijadikan museum memorial.

No comments:

Post a Comment